blog,

Covid19

Senin, 20 April 2020

Sepenggal Kisah Misi Kemanusiaan Menjemput Bantuan dari Tanoto Foundation

Pada hari Senin (13/4), Tanoto Foundation mengirim tim berisi tiga orang ke Shanghai, Tiongkok, untuk menjemput barang bantuan APD dan membawanya ke Indonesia dengan pesawat carter Boeing 777-300ER dari Garuda Indonesia. Fembiarta Binar Putra, yang melakukan perjalananan ini bersama Sari Rezki Antika dan Yosea Kurnianto, menuliskan pengalamannya.

Baca juga tulisan Yosea Kurnianto yang telah dimuat di sini dan tulisan Sari Rezki Antika yang telah dimuat di sini.

“Sebaik-baiknya manusia, adalah manusia yang berguna bagi sesamanya”

Donny Dhirgantoro , Penulis.

 

Hai T-Friends! Salam kemanusiaan! Perkenalkan saya Fembiarta Binar Putra. Saya akan menceritakan sedikit kisah perjalanan misi kemanusiaan pengambilan barang bantuan ke Shanghai, Tiongkok sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi wabah COVID-19 di negeri ini.

Sore itu, 8 April 2020 pukul 17.00 saya dipanggil ke ruangan oleh Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper, Bapak Sihol Aritonang dan Director of Corporate Affairs APRIL, Agung Laksamana. Kala itu, saya ditawari sebuah misi yang bahkan belum pernah terpikirkan dalam benak saya sebelumnya.

“Fem, apakah kamu bersedia untuk terbang ke Shanghai untuk menjemput barang donasi dari Tanoto Foundation?” tanya pak Agung

“Saya bersedia Pak,” saya menjawab tanpa berpikir panjang. Dengan persiapan kurang lebih empat hari, saya mulai mempersiapkan diri mulai dari perlengkapan yang harus dibawa dalam perjalanan seperti alat APD dan alat dokumentasi. Tidak lupa saya juga senantiasa menjaga kondisi badan agar selalu fit.

Minggu, 12 April 2020 pukul 21.00 WIB saya bersama dua rekan saya, Yosea Kurnianto dan Sari Rezki Antika tiba di bandara Soekarno Hatta. Kami bertiga menjadi perwakilan dari RGE dan Tanoto Foundation dalam menjemput bantuan kemanusaiaan ini. Perjalanan kami menuju Shanghai akan menyarter sebuah pesawat dari Garuda Indonesia. Secara kebetulan, saya dan Sari adalah penerima beasiswa Tanoto Foundation ketika kami menempuh pendidikan S1, sehingga kami merasa memiliki ikatan yang kuat dan merasa sebagai bagian dari Tanoto Foundation.

Pukul 23.00 kami mulai masuk ke kabin pesawat Garuda Indonesia Boeing 777 -300 ER. Di dalam pesawat kami berjumpa dengan Kapten Didik, Kapten Dedi dan beberapa awak kabin lainnya yang bertugas memimpin misi ini hingga kembali ke Tanah Air. Perjalanan dari Jakarta ke Pudong memakan waktu kurang lebih enam jam dan tiba di bandar udara Pudong pukul 6.00 watu setempat.

Selama perjalanan saya melakukan tur di dalam pesawat. Lebih dari 300 kursi penumpang nampak kosong tertutup plastik karena membawa muatan ketika pulang nanti. Saya menyadari bahwa ini bukanlah tugas main-main, kami bertanggung jawab untuk memastikan barang-barang sepenuhnya terangkut dan kembali dalam keadaan sehat.

Pukul 6.00 pagi kami sampai di Pudong. Kami langsung diberi instruksi untuk mengenakan APD secara lengkap sesuai dengan standar keselamatan. Selama kurang lebih tiga jam barang-barang bantuan mulai dari baju pelindung, kacamata medis, sarung tangan dan masker mulai diangkut ke dalam pesawat. Ketika aktivitas ini berlangsung, untuk alasan keselamatan, seluruh penumpang juga dilarang untuk keluar dari badan pesawat. Tiga jam kami memuat seluruh barang bantuan, dan kami langsung kembali meluncur ke Bandara Soekarno Hatta.

Bantuan ini kemudian diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk kemudian diidistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan COVID-19 di Indonesia. Dengan mendaratnya kami, maka komitmen Tanoto Foundation kepada BNPB untuk mendatangkan APD telah terpenuhi hampir seluruhnya.

T- Friends, perjalanan kami ke Negeri Tirai Bambu ini memang kurang dari 24 jam , namun ini menjadi salah satu perjalanan yang sarat akan refleksi bagi kita semua. Beberapa nilai yang dapat saya ambil dari perjalanan ini antara lain:

  • Keikhlasan dalam mengabdi

Dalam situasi ini kita dituntut untuk ikut berkontribusi dengan caranya masing-masing, para tenaga medis akan menjalankan perannya, begitu juga dengan relawan-relawan bencana. Tanoto Foundation juga berkomitmen untuk menyumbangkan APD kepada pahlawan medis di Indonesia. Sebagai anak bangsa, saya merasa perlu melakukan sesuatu untuk ikut ambil bagian dalam keadaan seperti ini dan penjemputan bantuan APD ini adalah salah satu bentuk pengabdian yang kami lakukan. Kami ikhlas bertugas karena ingin mengawal dan memastikan bahwa bantuan ini dapat segera sampai di Indonesia.

  • Mengasah rasa kemanusiaan

Nilai-nilai kemanusiaan saat terasa di sini. Saya sempat berbincang dengan Kapten Didik, yang membawa penerbangan dari Jakarta ke Shanghai. Beliau mengaku ini adalah pertama kalinya beliau membawa pesawat untuk menjemput bantuan kemanusiaan. Ketika saya bertanya apa tantangan yang dihadapi ketika melakukan misi ini, Kapten Didik menjawab yang pasti mereka tertantang karena mereka membawa barang yang sangat krusial. Kapten dan kru pesawat menganggap ini adalah bagian dari memperjuangkan kemanusiaan meskipun perjalanan ini cukup berisiko. Rasa kemanusiaan inilah yang membuat kami tidak gentar untuk terbang ke Tiongkok dan mengambil barang yang tengah dibutuhkan.

bantuan-apd-tanoto-foundation-bnpb

  • Memperkuat persatuan bangsa

Saat ini Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa pandemik COVID-19 ini merupakan bencana nasional yang dapat mengancam jiwa siapa saja. Inilah saatnya kita semua perlu bahu membahu dan bersatu untuk mengatasi pandemi ini. Sekarang saatnya kita sebagai warga Indonesia sepakat bahwa kesehatan adalah yang utama, tidak ada lagi konflik ras, suku, dan politik, karena saat ini kita semua adalah sama: pejuang kesehatan. Kita semua harus yakin, bahwa Indonesia pasti menang dalam menghadapi pandemik ini.

T-Friends, mari sama-sama berjuang agar pandemik ini segera berakhir! Salam kemanusiaan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

AUTHOR

Tanoto Foundation