Selasa, 26 November 2019

5 Tanoto Scholars yang Sukses Berkarier di Perusahaan Global

Melalui program TELADAN, Tanoto Foundation membangun karakter dalam diri Tanoto Scholars, sebutan penerima program TELADAN, untuk bisa menjadi pemimpin yang tangguh. Berbagai pelatihan berjenjang dan terstruktur disiapkan untuk mengembangkan nilai, kompetensi, dan karakter Tanoto Scholars selama menerima program tersebut, dari mulai perkuliahan tahun kedua hingga lulus.

Saat lulus, diharapkan Tanoto Scholars siap menjadi pemimpin di lingkungannya, juga siap menghadapi dunia profesional di tingkat global. Berikut lima Tanoto Scholars yang sukses menembus dunia kerja dan berkarier di tingkat global.

  1. Achmad Nanang Maulana

https://www.instagram.com/p/BjG-8GchXTm/

Nanang merupakan Tanoto Scholars dari Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung yang menyelasaikan kuliahnya pada 2008. Saat ini, Nanang bekerja di DP Architects, perusahaan konsultan artistekur yang berbasis di Singapura. Ia sudah terlibat dalam berbagai proyek masterplan dan arsitektural hunian, hotel, komersial dan mixed use building  di Asia Tenggara, China, India, Timur Tengah, Turki, dan Asia Tengah.

 

  1. Steffi Melinda

https://www.instagram.com/p/Bme4WzuBOPD/

Steffi adalah alumnus Jurusan Ilmu Komputer Universitas Indonesia ini bekerja di Bonial International GmbH, sebuah perusahaan perangkat lunak di Berlin, Jerman, sebagai Team Lead of Business Intelligence. Untuk bisa mencapai karier level internasional hingga ke Jerman, Steffi punya latar belakang prestasi akademik yang cemerlang. Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Steffi menempuh studi masternya di 3 negara, yaitu Belgia, Perancis, dan Jerman, dengan bidang studi Information Technology for Business Intelligence.

 

  1. Desi Setyawan

https://www.instagram.com/p/BlEw9TsBPbv/

Tanoto Scholar dari Master Business Administration Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini memegang posisi eksekutif di perusahaan minyak & gas raksasa yang berbasis di Brunei Darussalam.  Menurut Desi, untuk bisa berkarier secara global harus bisa memaksimalkan keahlian di bidang yang digeluti. Sebab, sebuah negara akan mempekerjakan seseorang jika di negara tersebut tidak ada ahli atau hanya sedikit ahli di bidang tersebut. Jadi harus punya kemampuan teknis secara spesifik.

 

  1. Eka Pardomuan

https://www.instagram.com/p/BvOLZJchQ9W/

Tanoto Scholar dari Institut Teknologi Bandung ini bekerja sebagai Well Site Manager di Chevron Pacific Indonesia. Eka mulai kuliah di Teknik Perminyakan ITB pada 2006 dan lulus pada 2010. Sebelum bekerja di Chevron, ia sempat bekerja di beberapa perusahaan seperti Weatherford, CNOOC, dan Kangean Energy Indonesia. Salah satu pencapaian penting saat Eka  masih mahasiswa adalah menjadi pemenang ketiga presentasi terbaik dalam International Petroleum Technology Conference (IPTC) di Doha, Qatar pada 2009.

 

  1. Megawati Wijaya

https://www.instagram.com/p/BrkI6USBk-k/

Alumnus Tanoto Scholar dari Universitas Indonesia ini, bekerja sebagai software engineer di AKA Intelligence, sebuah perusahaan pengembang kecerdasan buatan (AI) dan robotik yang berbasis di Seoul, Korea Selatan. Bagi Megawati, dunia teknologi menjadi daya tarik baginya semenjak kecil. Untuk itulah ia memilih Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia dan lulus pada 2012. Di AKA Intelligence, Mega bertugas mengembangkan perangkat lunak kecerdasan buatan untuk diaplikasikan dalam industri atau kegiatan sehari-hari.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.