5 Tanoto Scholars yang Sukses Berkarier di Perusahaan Global

Melalui program TELADAN, Tanoto Foundation membangun karakter dalam diri Tanoto Scholars, sebutan penerima program TELADAN, untuk bisa menjadi pemimpin yang tangguh. Berbagai pelatihan berjenjang dan terstruktur disiapkan untuk mengembangkan nilai, kompetensi, dan karakter Tanoto Scholars selama menerima program tersebut, dari mulai perkuliahan tahun kedua hingga lulus.

Saat lulus, diharapkan Tanoto Scholars siap menjadi pemimpin di lingkungannya, juga siap menghadapi dunia profesional di tingkat global. Berikut lima Tanoto Scholars yang sukses menembus dunia kerja dan berkarier di tingkat global.

1. Achmad Nanang Maulana

View this post on Instagram

Kamu pasti sudah tidak asing dengan bangunan-bangunan seperti Tunjungan Plaza 6 di Surabaya, Central Park dan Senayan City di Jakarta, atau Trans Studio Complex di Bandung. Ternyata dari sekian banyak karya-karya mentereng tersebut, ada satu nama Alumni Tanoto Scholar yang ikut andil dalam perancangannya lho. Dia adalah Achmad Nanang Maulana @maulana_an atau akrab disapa Nanang. Nanang menyelesaikan studinya di Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 2008. Setelah lulus, ia langsung bergabung dengan DP Architects, sebuah biro arsitek ternama asal Singapura. Ingin tau perjalanan karir dan bagaimana Nanang bersaing dengan arsitek lain dari berbagai negara? Klik link di bio kami, pilih artikel "Perancang Garis Langit" #globaltalent #instaeducation #instaschool #instacollege #education #school #college #life #learning #knowledge #philanthropy #humanity #love #people #student #indonesia #pendidikan #tanotoscolars #itb #bandung

A post shared by Tanoto Foundation (@tanotoeducation) on May 22, 2018 at 11:00pm PDT

Nanang merupakan Tanoto Scholars dari Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung yang menyelasaikan kuliahnya pada 2008. Saat ini, Nanang bekerja di DP Architects, perusahaan konsultan artistekur yang berbasis di Singapura. Ia sudah terlibat dalam berbagai proyek masterplan dan arsitektural hunian, hotel, komersial dan mixed use building  di Asia Tenggara, China, India, Timur Tengah, Turki, dan Asia Tengah.

2. Steffi Melinda

View this post on Instagram

T-Friends, masih dalam serial yang sama kali ini kami ingin memperkenalkan @t_phi Steffi Melinda sebagai #globaltalent untuk bulan Agustus. Steffi merupakan #alumnitanotoscholar dari Universitas Indonesia yang saat ini bekerja di Bonial International GmbH, sebuah perusahaan perangkat lunak di Berlin, Jerman, sebagai Team Lead of Business Intelligence. Bagaimana cerita Steffi sehingga ia bisa berkarir di Jerman? Klik link di bio kami yaa #globaltalent #instaeducation #tanotoscholars #tanotoscholaralumni #instaschool #instacollege #education #school #college #life #learning #knowledge #philanthropy #humanity #love #people #student #indonesia #pendidikan #tanotoscholars #universitasindonesia #beasiswa #beasiswaindo

A post shared by Tanoto Foundation (@tanotoeducation) on Aug 14, 2018 at 7:20pm PDT

Steffi adalah alumnus Jurusan Ilmu Komputer Universitas Indonesia ini bekerja di Bonial International GmbH, sebuah perusahaan perangkat lunak di Berlin, Jerman, sebagai Team Lead of Business Intelligence. Untuk bisa mencapai karier level internasional hingga ke Jerman, Steffi punya latar belakang prestasi akademik yang cemerlang. Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Steffi menempuh studi masternya di 3 negara, yaitu Belgia, Perancis, dan Jerman, dengan bidang studi Information Technology for Business Intelligence.

3. Desi Setyawan

View this post on Instagram

T-Friends, yuk kenalan dengan #globaltalent di bulan Juli ini, Desi Setyawan. Ia merupakan alumni #tanotoscholars dari @ugm.yogyakarta . Saat ini ia bekerja di perusahaan minyak & gas raksasa yang berbasis di Brunei Darussalam. Desi mendapatkan beasiswa Tanoto Foundation saat ia menempuh jenjang Master Business Administration di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2010. Karena keberanian Desi membuka jalan dan bersaing di luar negeri, ia berhasil mencapai posisi eksekutif di perusahaan minyak & gas raksasa yang berbasis di Brunei Darussalam. Mau tau bagaimana Desi menembus pasar global? Klik link di bio kami yaa #globaltalent #instaeducation #tanotoscholars #tanotoscholaralumni #instaschool #instacollege #education #school #college #life #learning #knowledge #philanthropy #humanity #love #people #student #indonesia #pendidikan #tanotoscholars #ugm #yogyakarta #beasiswa #beasiswaindo

A post shared by Tanoto Foundation (@tanotoeducation) on Jul 10, 2018 at 7:25pm PDT

Tanoto Scholar dari Master Business Administration Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini memegang posisi eksekutif di perusahaan minyak & gas raksasa yang berbasis di Brunei Darussalam.  Menurut Desi, untuk bisa berkarier secara global harus bisa memaksimalkan keahlian di bidang yang digeluti. Sebab, sebuah negara akan mempekerjakan seseorang jika di negara tersebut tidak ada ahli atau hanya sedikit ahli di bidang tersebut. Jadi harus punya kemampuan teknis secara spesifik.

4. Eka Pardomuan

View this post on Instagram

Eka Pardomuan, alumni #TanotoScholar dari @itb1920 , berhasil meraih cita-citanya untuk bisa bekerja di bidang perminyakan. Menurutnya, pelatihan yang didapatkan saat menjadi #tanotoscholars dpt mengantarkannya ke Qatar & Houston lho. Yuk klik link di bio kami untuk cerita lengkapnya

A post shared by Tanoto Foundation (@tanotoeducation) on Mar 20, 2019 at 12:20am PDT

Tanoto Scholar dari Institut Teknologi Bandung ini bekerja sebagai Well Site Manager di Chevron Pacific Indonesia. Eka mulai kuliah di Teknik Perminyakan ITB pada 2006 dan lulus pada 2010. Sebelum bekerja di Chevron, ia sempat bekerja di beberapa perusahaan seperti Weatherford, CNOOC, dan Kangean Energy Indonesia. Salah satu pencapaian penting saat Eka  masih mahasiswa adalah menjadi pemenang ketiga presentasi terbaik dalam International Petroleum Technology Conference (IPTC) di Doha, Qatar pada 2009.

5. Megawati Wijaya

View this post on Instagram

Megawati Wijaya, Alumnus Tanoto Scholar dari @univ_indonesia saat ini bekerja sbg software engineer di AKA Intelligence, sebuah perusahaan pengembang kecerdasan buatan di Seoul, Korea Selatan. Mau tau bagaimana Mega bisa berkarir di negeri ginseng? Klik link di bio kami ya #globaltalent #tanotoscholaralumni #tanotoscholars #menjadiTELADAN #beasiswa #alumni #instaeducation #tanotoscholars #globaltalent #tanotoscholaralumni #instaschool #instacollege #education #school #college #life #learning #knowledge #philanthropy #humanity #love #people #student #indonesia #pendidikan #tanotoscholars

A post shared by Tanoto Foundation (@tanotoeducation) on Dec 19, 2018 at 2:05am PST

Alumnus Tanoto Scholar dari Universitas Indonesia ini, bekerja sebagai software engineer di AKA Intelligence, sebuah perusahaan pengembang kecerdasan buatan (AI) dan robotik yang berbasis di Seoul, Korea Selatan. Bagi Megawati, dunia teknologi menjadi daya tarik baginya semenjak kecil. Untuk itulah ia memilih Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia dan lulus pada 2012. Di AKA Intelligence, Mega bertugas mengembangkan perangkat lunak kecerdasan buatan untuk diaplikasikan dalam industri atau kegiatan sehari-hari.