Unlocking Potential: Penelitian Medis, Pendidikan, dan Filantropi
Salah satu pelajaran terbesar yang kita dapat kita ambil dari pandemi Covid-19 adalah pentingnya layanan kesehatan publik. Namun, banyak yang masih mengabaikan pentingnya penelitian medis di Asia, yang sebenarnya sangat penting untuk meningkatkan standar kesehatan di Kawasan.
Dalam episode terbaru podcast Unlocking Potential, yang dibawakan oleh CEO Global Tanoto Foundation Dr. J. Satrijo Tanudjojo, kami berbincang dengan Profesor Chong Yap Seng, Dekan Fakultas Kedokteran Yong Loo Lin di Universitas Nasional Singapura (NUS) dalam topik penelitian medis, pendidikan, dan filantropi.
Penelitian medis untuk mempelajari situasi lokal
Menurut Yap Sheng, penting untuk memastikan bahwa penelitian medis dilakukan dalam level kawasan, dibandingkan bergantung pada studi yang dilakukan di belahan dunia lain.
“Sebagian besar penelitian yang telah dilakukan di bidang medis dan perawatan kesehatan dilakukan di Barat, dan ketika saya mengatakan Barat, yang saya maksud adalah AS, Eropa, dan Australia,” lanjutnya.
“Populasi, budaya, bahkan makanan mereka sangat berbeda dengan yang kita miliki di Asia. Penting untuk melakukan penelitian medis secara eksklusif di Asia, untuk mengetahui bagaimana pola makan, lingkungan, dan budaya kita memengaruhi pola kesehatan dan penyakit di wilayah ini, untuk kemudian menemukan solusi yang sesuai dengan situasi lokal,” jelasnya.
Menarik talenta berkualitas untuk layanan kesehatan masyarakat yang lebih baik
Berdasarkan keterlibatan Tanoto Foundation yang secara aktif mendukung pelaksanaan berbagai penelitian medis, guna lebih memahami penyakit umum di Asia, Satrijo menyatakan bahwa aspek lainnya yang juga penting untuk meningkatkan penelitian adalah: menemukan talenta berkualitas.
Menanggapi hal tersebut, Yap Sheng pun mengungkapkan pentingnya menetapkan tolok ukur yang tepat.
“Ketika kita mencari talenta berkualitas, kita perlu membandingkan diri kita dengan negara-negara terbaik di dunia. Jika hanya melihat yang terbaik di Singapura atau Asia, jika kita mau jujur, itu tidak cukup,” ungkap Yap Sheng.
Namun, dia juga mengatakan bahwa Singapura harus mewaspadai masalah brain drain yang berpotensi muncul ketika menarik talenta berkualitas.
“Kita harus membawa mereka ke sini untuk pelatihan, dan kita harus melakukan yang terbaik untuk mengirim mereka kembali sehingga mereka dapat berkontribusi untuk negara mereka sendiri.
Hal lain yang juga harus kita ingat dari pandemi Covid-19 adalah tidak ada yang aman sampai semua orang aman. Jika kita, sebagai warga Singapura, sehat dan aman di negara kita tetapi negara-negara sekitar kita tidak dalam keadaan yang sama, masalah akan datang kepada kita,” pungkas Yap Sheng.
Lebih lanjut, Yap Sheng dan Satrijo juga membahas kemungkinan organisasi filantropi seperti Tanoto Foundation untuk berkontribusi lebih besar pada kesenjangan dalam penelitian medis dan bidang lain seperti pendidikan kesehatan masyarakat.
Dengarkan di Spotify!
Tinggalkan Balasan