Siapkan Generasi Cerdas dan Sehat, Guru Harus Aktif Terapkan Metode Pembelajaran Kreatif
Jakarta, 26 November 2024 – Masalah sunting dan gaya hidup sehat pada anak menjadi problem kesehatan yang krusial belakangan ini. Anak-anak perlu memperoleh pendidikan kesehatan untuk menciptakan generasi masa depan yang cerdas dan sehat. Namun sering kali materi kesehatan ini tidak “sampai” pada anak karena pembelajarannya yang cenderung monoton dan tidak menarik.
Untuk itu, diperlukan metode pembelajaran kesehatan yang kreatif dan interaktif agar anak dapat menerima, mencerna, dan menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Materi-materi pembelajaran kesehatan sebenarnya sudah tersedia, seperti modul “Ayo Sehat” dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dalam mengajarkan modul-modul tersebut, para guru mesti menyiapkan diri juga meningkatkan kapasitas dan kreativitas supaya siswa tertarik. Hal ini seperti diungkapkan Edy Gunawan dari Dinas Kesehatan Kalimantan Timur yang menyatakan pengajaran kesehatan yang tepat dan menarik dapat membawa dampak positif terhadap kesehatan anak-anak.
“Guru dan para pendidik diharapkan terus mengembangkan metode pengajaran terutama yang disiapkan oleh Kemenkes. Dengan pengajaran yang metodenya tidak monoton, ujungnya ini akan mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih sehat,” tandasnya.
Perlunya kreativitas dalam pembelajaran, termasuk di bidang kesehatan, diakui oleh para pendidik. Guru agama SMPN 2 Semarang Ike Suryani menyatakan siswa perlu diajari dan dibiasakan menerapkan gaya hidup sehat secara kontinyu dan menarik perhatian mereka.
Namun tak sedikit guru yang belum memiliki kemampuan tersebut. Oleh karena itu, ia melihat penting pula para guru memperoleh pembekalan dan menjalani pelatihan untuk menciptakan model dan suasana pembelajaran yang interaktif. Model pengajaran yang menarik ini diperlukan dalam semua bidang, baik literasi, numerasi, maupun kesehatan.
“Mulai bagaimana mengaplikasikan ke peserta didik dan melakukan pembiasaan pada kebiasaan sehari-hari di sekolah. Jadi saya berharap nantinya apa yang saya dapat bisa diimbaskan ke rekan lain, di sekolah, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dan ranah yang lebih besar,” papar Ike.
Ike adalah salah satu guru peraih “Penghargaan Apresiasi Guru Aktif dalam Implementasi Perangkat Ajar Kesehatan” sebagai bagian dari Health Innovation Festival (HAI Fest) Kemenkes. Kompetisi ini menampilkan kreativitas para guru dalam mengajarkan materi kesehatan pada siswa.
Model pembelajaran kreatif ini bukan hal baru bagi Ike. Sebelumnya Ike telah mengikuti pelatihan dari Tanoto Foundation, lembaga filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, karena sekolah tempat ia mengajar menjadi mitra. Ike tak sendiri, dua guru peserta pelatihan program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) Tanoto Foundation juga meraih penghargaan, yakni Ariepina guru TK Negeri Pembina Tenggarong dan Sri Nurhayati dari SDN 003 Tenggarong.
Nama guru dan asal sekolah dari kiri ke kanan – Ika Suryani, MPd (SMPN 2 Semarang), Sri Nurhayati,SPd (SDN 003 Tenggarong), dan Ariepina,SPd (TK Negeri Pembina Tenggarong)
“Selama ini saya mendapat pelatihan dari Tanoto Foundation, sehingga begitu mengikuti lomba ini tidak asing dengan materinya dan bisa mengimplementasikan dalam pembelajaran. Selain tentang literasi dan numerasi, juga terdapat pembelajaran kesehatan yang sangat membantu pembelajaran di kelas,” tutur Ariepina.
Menurutnya, ia menghadapi sejumlah tantangan dalam lomba Kemenkes ini. Namun berkat modul pembelajaran Tanoto Foundation juga dukungan pemda, hal itu dapat diatasi. “Banyak tantangan, tapi alhamdulillah dapat kami lalui,” kata Ariepina di malam penganugerahan kompetisi tersebut di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (9/11/2024).
Pengajar SDN 003 Tenggarong Sri Nurhayati juga berkata sudah terbiasa dengan materi pembelajaran kreatif agar anak tak bosan menyimak apa yang diajarkan guru.
“Sebenarnya Tanoto Foundation sudah memberi pembelajaran seperti ini. Jadi kita enggak kaget lagi dan syok ketika ada hal (materi lomba) seperti ini,” kata Sri sambil tersenyum.
Sri berharap pelatihan pembelajaran kreatif untuk guru dapat diperluas. Ia sendiri siap untuk mendukung pengembangan model pendidikan ini supaya anak mudah memahami dan menjalankan materi-materi tersebut. “Ke depannya saya akan melakukan sosialisasi dan diseminasi ke teman sejawat lewat rombel (rombongan belajar) di sekolah,” ujarnya.
Kepala Seksi Penjaminan Mutu dan Kelembagaan PAUD dan Pendidikan Non-formal dan Informal (PNFI) Dinas Pendidikan Kutai Kartanegara, Ida Wahyu Sayekti, menyatakan pelatihan pembelajaran kreatif sangat dibutuhkan para guru.
Untuk itu, Ida menyatakan, diperlukan dukungan dari semua pihak untuk mengembangkan pola pembelajaran kreatif ini. Hal ini mengingat guliran program dari pemerintah sering kali kalah cepat dari inisiatif lembaga non-pemerintah.
“Bantuan Tanoto Foundation itu sangat berarti bagi kami terutama di sekolah-sekolah. Program menjadi lebih rutin dan intensif. Pemerintah baru melaunching, tapi Tanoto sudah melaksanakan lebih dahulu, sehingga kami sangat terbantu bahkan sampai menjadi juara tingkat nasional,” paparnya.
Ida berharap kolaborasi antara kementerian, pemda, dan lembaga-lembaga filantropi seperti Tanoto Foundation terus berjalan. Dengan demikian, pelatihan pembelajaran kreatif termasuk di isu kesehatan meluas ke sekolah dan guru-guru lain.
“Ini akan kami tindaklanjuti dengan mengikuti sosialisasi di semua event, sehingga hasilnya pendidikan menjadi berkualitas dan tidak terjadi stunting dan hal-hal yang mengganggu kesehatan,” ujarnya.
***
Tentang Tanoto Foundation
Tanoto Foundation merupakan lembaga filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981 berdasarkan keyakinan bahwa setiap orang harus memiliki kesempatan untuk mewujudkan potensi mereka sepenuhnya. Program-program Tanoto Foundation didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan yang bermutu akan mempercepat pemerataan kesempatan. Kami berupaya untuk membuka potensi dan meningkatkan kehidupan masyarakat melalui pendidikan yang bermutu, dari usia dini hingga usia produktif. Tiga pilar komitmen Tanoto Foundation adalah meningkatkan lingkungan belajar, mengembangkan pemimpin masa depan, dan memfasilitasi penelitian medis.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Tim Komunikasi Tanoto Foundation
Email: communications@tanotofoundation.org
Situs web: www.tanotofoundation.org
Tinggalkan Balasan