Senin, 2 November 2020

Semua Tempat adalah Sekolah, Semua Orang adalah Guru

Sejak Maret 2020, Isnaini, guru SMP 3 Kisaran, Sumatra Utara menjalankan pembelajaran jarak jauh di sekolahnya. Seiring berjalannya waktu, muncul banyak keluhan dari siswanya yang jenuh dengan pelaksanaan pembelajaran secara daring tersebut. Ia pun berinisiatif membagi siswanya dalam kelompok-kelompok kecil agar mereka bisa saling belajar dan membantu teman kelompoknya. Secara bergiliran, siswa menjadi ‘guru’ bagi teman-teman di kelompoknya.

Di tempat lain, Sumaryati, seorang ibu rumah tangga di perdesaan Wonogiri, Jawa Tengah, sedang menyimak pembelajaran kreatif yang disampaikan oleh guru di sekolah anaknya. Sebagai orang tua, Sumaryati merasa perlu untuk belajar lagi sehingga bisa membimbing anaknya untuk belajar di rumah semasa pandemi. Orang tua belajar dari guru, dan anak belajar di rumah dengan bimbingan orang tua.

Kegiatan ini menjadi gambaran bahwa pembelajaran berkualitas tidak harus di dalam kelas, semua juga bisa berperan sebagai guru dan juga murid. Tidak pandang usia, profesi, maupun jabatan. Hal ini selaras dengan salah satu prinsip pembelajaran dalam Kurikulum 2013 (K-13), yaitu siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.

 Siapakah guru itu?

Menurut Undang-undang No 14 tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dalam praktiknya, dan sering dijalankan secara informal, tanggung jawab mendidik tidak hanya di pundak seorang guru. Setiap individu punya peran untuk membekali anak-anak Indonesia dangan pembelajaran berkualitas sehingga  mereka bisa memperbaiki kehidupannya kelak, juga bisa bersaing di tingkat global.

Guru yang juga sering dikaitkan dengan akronim “digugu lan ditiru” (orang yang dipercaya dan diikuti), bukan hanya bertanggung jawab mengajar mata pelajaran yang menjadi tugasnya, melainkan lebih dari itu juga mendidik moral, etika, integritas, dan karakter.

Dalam hal pendidikan moral dan karakter, tentu semua orang, meskipun bukan berprofesi sebagai guru, bisa berkontribusi atau menjadi teladan yang baik bagi lingkungannya. Ia bisa membagikan nilai-nilai penting dalam mengembangkan karakter anak didik, dan bahkan ini bisa melengkapi pembelajaran yang kadang tidak diberikan dalam sekolah formal.

Seiring dengan kebijakan pemerintah yang menggalakkan Merdeka Belajar, di mana siswa diberikan kesempatan belajar secara bebas dan nyaman, gembira tanpa stres dan tekanan dengan memperhatikan bakat alami dan potensi yang mereka punyai, maka konsep ‘semua adalah guru’ menjadi sangat relevan.

Selaras dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, pendidik dan pendiri Taman Siswa,  bahwa  “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”, maka murid diberi kebebasan untuk belajar dari sumber yang beragam, dari guru, teman-teman, orang tua, buku, internet, dan sebagainya. Juga bisa belajar di manapun, terutama dari rumah yang menjadi kunci pendidikan karakter.

Dukungan Tanoto Foundation

Melalui Program PINTAR, Tanoto Foundation, organisasi filantropi keluarga independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, melatih guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan dosen LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) untuk mengembangkan praktif baik pembelajaran, di antaranya pembelajaran aktif dan pembelajaran dengan unsur MIKiR (mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi).

Poin penting dari program ini tidak hanya proses kreativitas guru dalam mengembangkan pembelajaran yang kreatif, tetapi juga menyebarkan praktik-praktik baik pendidikan yang sudah didapat tersebut ke sekolah dan guru lain, termasuk melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar sekolah sehingga bisa bersama-sama menerapkan praktik-praktik baik tersebut dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Pada bulan November ini, di mana kita akan memperingati Hari Guru, Tanoto Foundation menggelar kampaye #SemuaAdalahGuru dengan tujuan memberikan apresiasi terhadap profesi guru sekaligus menginspirasi masyarakat untuk ambil peran dalam mendidik anak-anak Indonesia. Ikuti terus postingan kami di seluruh kanal media sosial Tanoto Foundation.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.