Jumat, 12 Juni 2020

Peran Kemitraan dan Jaringan dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan

Hasil tes PISA (Programme for International Student Assessment) 2018 menunjukkan  murid-murid Indonesia tertinggal dari murid dari negara lain. Lebih dari dua pertiga dari mereka meraih skor di bawah standar minimum dalam membaca dan matematika.  Bahkan Indonesia belum membuat kemajuan yang berarti sejak berpartisipasi dalam tes pertama kalinya pada tahun 2000.

Tes PISA merupakan penilaian tingkat dunia yang diselenggarakan tiga-tahunan, untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun di bidang matematika, sains, dan membaca.

Untuk mendukung Indonesia memperbaiki peringkat global dalam pendidikan, filantropi pendidikan punya peran yang penting. Hal ini diungkapkan oleh Satrijo Tanudjojo dalam 2020 Asia Venture Philanthropy Network (AVPN) Virtual Conference dalam sesi Scaling Excellence in Education, Kamis (11/06)

Dalam kesempatan tersebut, Satrijo Tanudjojo  menyoroti hasil studi  dari Asia Philanthropy Circle pada 2017 bahwa untuk meningkatkan pendidikan Indonesia, ada empat area intervensi yang paling berdampak, yaitu kualitas guru, kepemimpinan sekolah, pengembangan dan pendidikan anak usia dini, dan pendidikan vokasi. Berdasarkan temuan tersebut, Tanoto Foundation, organisasi filantropi keluarga independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, membuat investasi strategis di tiga bidang pertama, yaitu kualitas guru, kepemimpinan sekolah, dan pengembangan dan pendidikan anak usia dini.

Dalam menjalankan setiap inisiatif, faktor utama untuk mendukung keberhasilan adalah menguji coba dan mengukur praktik baik berdasarkan bukti dan data yang tersedia, juga fokus pada dampak.

“Setiap program kami, SIGAP, PINTAR, dan TELADAN memiliki tujuan dan sub-sasaran dampak yang jelas, di mana kami memantau secara rutin untuk mengetahui apa yang berhasil dan apa yang tidak,”

Satrijo Tanudjojo – CEO Global Tanoto Foundation

Faktor lain selanjutnya adalah kemitraan. Menurut Satrijo, Tanoto Foundation bekerja erat dengan mitra lokal dan internasional, baik pemerintah, mitra pembangunan, akademisi dan universitas, serta jejaring filantropi) yang bisa menghimpun kekuatan dan keahlian yang berbeda untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan program.

Sebagai contoh, Tanoto Foundation bermitra dengan Global School Leaders (GSL), Djarum Foundation, dan TAP Agri untuk mendirikan INSPIRASI Foundation, lembaga pelatihan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kapasitas da kompetensi mereka dalam mengelola sekolah dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Inisiatif ini mendapat penghargaan 2020 AVPN Constellation Laureate! sebagai pengakuan atas solusi kolaboratif dalam memecahkan masalah pendidikan di Indonesia.

Jejaring seperti AVPN, APC, dan GSL menciptakan berbagai jalur  mempercepat pengembangan ide inovatif, khususnya alih pengetahuan.

“Tiga tips dalam meningkatkan dampak program-program pendidikan adalah kemitraan yang saling melengkapi, dampak yang selalu diukur, dan perkuat penggunaan teknologi,” tutup Satrijo Tanudjojo.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.