Senin, 1 Mei 2017

Penerima Nobel dari Indonesia? Mungkin Dari Sini Awalnya

Sampah plastik menjadi masalah di lingkunganmu? Javora alias jamur omnivora hasil penelitian Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) ini mungkin bisa jadi solusinya. Javora adalah mikroba yang mampu mengurai sampah plastik. Bahkan, bisa jadi karya mahasiswa USU ini suatu saat bisa memenangkan Nobel Lingkungan.

Bibit-bibit riset unggulan semacam ini selalu muncul di Tanoto Student Research Award (TSRA). Banyak riset anak muda yang menghasilkan karya kreatif, inovatif, dan aplikatif.

TSRA merupakan program tahunan dari Tanoto Foundation untuk mendukung mahasiswa dalam berinovasi melalui penelitian terapan. Program yang sudah digelar sejak 2007 ini bermitra dengan lima perguruan tinggi, yaitu Universitas Sumatera Utara, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Hasanuddin.

“Tanoto Foundation menggagas Tanoto Student Research Award ini sebagaipesan yang disampaikan Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto, pendiri Tanoto Foundation. Bisnis beliau tidak selalu menjadi yangpertama, tapi bisa unggul. Mengapa? Karena inovasi yang dimulai dari riset. Minat menjadi peneliti harus kita kembangkan sejak mahasiswa,” kata Sihol Aritonang, Ketua Pengurus Tanoto Foundation.

Penelitian dari para mahasiswa ini bisa menjadi solusi bagi masyarakat. Hasil riset peserta TSRA memperlihatkan kematangan konsep dan siap diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah Silvator, mesin pembuat lubang bibit tanaman pohon hasil riset mahasiswa IPB. Dengan alat konvensional, biasanya petani hanya bisa menghasilkan 45 lubang per jam. Sedangkan dengan Silvator hasilnya meningkat hampir dua kali lipat, yaitu menjadi 80 lubang per jam.

Kelebihan lain dari Silvator adalah bisa digunakan di lahan datar maupun lahan miring hingga 30 derajat. Alat ini juga mudah dibawa ke berbagai tempat, karena dilengkapi dengan roda. Silvator terbukti bisa membuat proses tanam bibit pohon lebih cepat dan efisien. Alat ini sangat tepat diterapkan dalam bidang kehutanan untuk program reboisasi.


Berbeda lagi dengan penelitian mahasiswa Universitas Indonesia yang bernama ATM Sehat. ATM adalah kependekan dari Anjungan Telehealth Masyarakat. Alat ini bentuknya mirip mesin ATM, tapi memiliki fungsi untuk memantau kesehatan tubuh. ATM Sehat memiliki fitur video edukasi kesehatan, chatting konsultasi kesehatan dengan tenaga medis, monitoring kesehatan, dan dilengkapi beberapa alat kesehatan seperti tensimeter, timbangan, smartwatch, dan pengukur gula darah. Masyarakat bisa memanfaatkan alat ini untuk memonitor kesehatan mereka dengan cara mudah dan murah.

“Tanoto Student Research Award sangat bermanfaat bagi peneliti muda, karena membantu kami dalam hal pendanaan. Namun, ada hal lain yang tak kalah penting yaitu membuka jalan kepada kami untuk menawarkan produk kepada masyarakat. Saya harap di masa depan ada pameran untuk masyarakat umum agar bisa melihat karya para peserta,” kata Sigit Mohammad Nuzul, peneliti ATM Sehat dari jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Kompetisi seperti TSRA sangat penting untuk memunculkan ide-ide kreatif. Hal tersebut seperti dikemukakan oleh Ujang Suwarna, Kepala Sub Direktorat Minat, Bakat, dan Penalaran Institut Pertanian Bogor.

“Dukungan penelitian seperti Tanoto Student Research Award ini membuat mahasiswa terpacu untuk mengembangkan penelitian aplikatif. TSRA ini juga menjadikan mahasiswa semakin tertantang untuk menggali ide-ide yang bisa mendukung keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam,” kata Ujang Suwarna. TF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.