Jumat, 1 April 2022

Neni Hermita, Dosen dan Peneliti yang Berusaha untuk Memajukan Pendidikan

Saya Neni Hermita, seorang peneliti pendidikan dasar dan dosen di Universitas Riau. Saya mengajar fakultas pendidikan guru sekolah dasar. Sudah lebih dari 10 tahun saya menjadi dosen dan perjalanan sampai ke titik ini tidaklah mudah.

Proses saya menyelesaikan S1 cukup berliku, di samping menyesuaikan diri dengan kehidupan di kota Pekanbaru, saya juga menghadapi stigma orang-orang yang masih menganggap perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan terlalu tinggi. Namun, orang tua mendukung penuh tekad saya untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin.

Setelah lulus S1, saya berkeinginan untuk melanjutkan sekolah kembali. Saya mengambil program magister di Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung pada tahun 2006 sampai 2008. Saya menjadi angkatan pertama program magister pendidikan dasar. Tantangannya hanya susahnya membagi waktu antara merawat dua anak batita dan waktu kuliah.

Saya bersyukur diberikan rintangan dan membuat saya mawas diri bahwa ilmu yang saya miliki belum seberapa, masih banyak hal yang perlu saya pelajari lagi.

Setelah tamat S2, saya menjadi dosen di tahun 2008. Proses mencari pekerjaan dosen cukup mulus karena waktu itu banyak universitas yang membutuhkan tenaga pengajar. Nah, yang perlu saya hadapi adalah perubahannya. Zaman saya kuliah, kan, semua serba offline, sedangkan waktu jadi dosen sudah banyak menggunakan teknologi. Saya harus membiasakan diri dan beradaptasi.

(Foto dokumentasi Neni Hermita)

Di tahun 2013, saya berkesempatan untuk melanjutkan kuliah S3 dan pada saat itu saya kuliah sambil berkarier sebagai dosen. Saya menyelesaikan program doktoral pada tahun 2017. Setahun kemudian, saya diangkat menjadi kepala program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Riau. Namun dengan berat hati, saya memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi di tahun 2020 karena keluarga dan karier sebagai peneliti lebih penting. Menjadi peneliti adalah passion saya.

Penelitian saya di tahun 2017 tentang peningkatan literasi melalui pembelajaran aktif berhasil mendapatkan pendanaan dari kementrian. Penelitian tersebut terinspirasi dari program MIKiR Tanoto Foundation. Hasil usaha ini mendapatkan tanggapan yang baik sehingga banyak mahasiswa dan dosen terinspirasi untuk ikut melakukan penelitian pembelajaran aktif.

Semakin banyak yang peduli dan meneliti, maka semakin memperlihatkan bagaimana pembelajaran aktif ala Tanoto Foundation efektif dan terus berkembang mengikuti perkembangan dunia pendidikan.

Menjadi seorang pendidik memang bukan pekerjaan yang mudah. Untuk adik-adik yang saat ini tengah berjuang menjadi seorang pendidik, jangan pernah berhenti belajar, apalagi belajar perkembangan teknologi. Pendidik yang baik adalah pendidik yang terus haus akan ilmu dan tidak malu bertanya.

 

(Foto diambil sebelum pandemi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.