Selasa, 13 Oktober 2020

Mungkinkah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tercapai pada 2030?

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau lebih dikenal Sustainable Development Goals (SDGs) adalah seruan segera untuk bertindak mengakhiri kemiskinan sambil meningkatkan kesehatan dan pendidikan, mengurangi kesenjangan, dan mengatasi perubahan iklim. Peringkat Indonesia dalam Indeks SDG 2020 telah mengalami peningkatan, dari peringkat 102 pada 2019 menjadi 101 dari 166 negara. Indeks ini mengukur kinerja berdasarkan kemajuan pencapaian 17 tujuan dalam SDGs. Meski mengalami peningkatan, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Dalam laporan ‘The Sustainable Development Goals and Covid-19‘, 10 dari 17 SDGs di Indonesia telah membaik di mana terdapat stagnasi untuk tujuan 5 (Kesetaraan Gender), 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), 14 (Ekosistem Laut) , 15 (Ekosistem Daratan), dan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).

Terlepas dari perkembangan positif di bidang-bidang tertentu, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal tujuan 2 (Tanpa Kelaparan), 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) ), 10 (Berkurangnya Kesenjangan), 15 (Ekosistem Daratan), dan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).

Covid-19 dan Dekade Aksi untuk mencapai SDGs

Pada September 2019, para pemimpin dunia menyerukan Dekade Aksi, dengan janji untuk memobilisasi pembiayaan, memperkuat kelembagaan, dan meningkatkan implementasi nasional dalam mencapai sasaran dengan target pada 2030. Sayangnya awal tahun ini kita dihantam oleh pandemi Covid-19, krisis kesehatan yang dengan cepat menjadi krisis kemanusiaan dan sosial ekonomi, berdampak pada kemajuan kita dalam mencapai 17 SDGs.

The United Nations University World Institute for Development Economics Research (UNU WIDER) melaporkan bahwa 400 juta orang telah jatuh miskin karena Covid-19. Di Indonesia sendiri dilaporkan terdapat 1,63 juta orang miskin baru akibat pandemi ini.

Terkait tujuan 8 Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, the International Labour Organisation (ILO) memprediksi bahwa 195 juta orang kehilangan pekerjaan. Sementara itu, Kementerian Tenaga Kerja RI menyebutkan 3,05 juta orang telah kehilangan pekerjaan. Selain itu, ada peningkatan jumlah masker dan limbah alat pelindung diri, yang memengaruhi tujuan 14 Ekosistem Laut dan 15 Ekosistem Daratan.

Beberapa contoh di atas menimbulkan kekhawatiran bahwa hal tersebut dapat menghambat pencapaian SDGs di Indonesia. Batas waktu 10 tahun ditambah dengan tantangan baru akibat pandemi membuat situasi seolah tidak mungkin. Namun beberapa orang berpendapat bahwa kita harus melihat ini sebagai peringatan dan kesempatan untuk mengevaluasi kembali dan menyesuaikan strategi kita dalam mencapai SDGs.

Apa selanjutnya yang kita lakukan untuk mencapai SDGs?

Seringkali isu-isu tentang SDGs belum merambah dan menjadi perhatian bersama di tingkat daerah. Proses lokalisasi pencapaian SDGs di tingkat daerah sebenarnya merupakan salah satu kunci kemajuan Indonesia ke depan.

Sebagai bagian dari upaya melaksanakan SDGs, Indonesia sedang mempersiapkan peluncuran SDG Academy Indonesia di akhir tahun 2020. Kolaborasi antara UNDP Indonesia, Tanoto Foundation, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia sebagai program inovatif baru yang dirancang untuk membantu para pelaku pembangunan Indonesia dalam menggunakan kerangka SDG, termasuk kontekstualisasi dan pelokalan SDG untuk mengembangkan kepemimpinan dan kapasitas manajemen SDG dan pengetahuan khusus tentang SDG  masalah mereka. Diharapkan program dalam SDG Academy Indonesia mampu mempercepat pencapaian SDGs pada tahun 2030.

 

Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi keluarga independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments