Indra Gunawan, Kepala Sekolah Inspiratif Yang Peduli Lingkungan
Hi T-Friends! Saya Indra Gunawan, Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Patikraja di Banyumas, Jawa Tengah. Lahir dari orang tua yang berprofesi guru tidak membuat saya berkeinginan menjadi guru. Menurut saya, menjadi seorang guru adalah profesi yang sulit, karena harus bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar dan perkembangan karakter siswa.
Saya sempat menjadi guru pada tahun 2010, namun mengundurkan diri setelah 5 tahun menjadi guru. Setelah itu saya bekerja di perusahaan swasta, yang ternyata malah membuka cakrawala berpikir saya terhadap dunia pendidikan, yang harus dimaknai dari sudut pandang yang berbeda. Dari sini saya yakin, bahwa dunia pendidikan adalah ruang saya berkarya, sehingga ketika datang tawaran mengajar, saya langsung mengiyakan.
Saya mengemban tugas berat di tahun 2016 sebagai Kepala Sekolah MIM Patikraja sekaligus mendapat amanah untuk mengajar. Selama menjadi kepala sekolah, saya sangat tertarik dengan isu-isu lingkungan, di mana saya menerapkan program ekonomi sirkular yang berfokus pada reducing, reusing, dan recycling yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.
Konsep ekonomi sirkular adalah menjaga sumber daya agar dapat digunakan untuk rentang waktu yang lama. Hasil dari program ini adalah pengelolaan administrasi yang awalnya menggunakan kertas untuk pencetakan dokumen, diubah menjadi e-administrasi yang menghemat penggunaan kertas.
Kami meraih Outstanding Program Planning on Recycle Circular Award atau penghargaan untuk sekolah yang mampu membuat perencanaan program daur ulang terbaik, serta Outstanding Dedicated Principal on Circular School Initiative atau penghargaan untuk kepala sekolah yang memiliki dedikasi tinggi terhadap program sekolah sirkular.
Saya sangat berbangga hati dengan pencapaian ini, namun tidak membuat saya lengah, karena masih banyak yang harus ditingkatkan agar sekolah kami menjadi lebih baik lagi.
Program yang kami lakukan ini sejalan dengan program PINTAR Tanoto Foundation, yang awalnya tidak saya gubris. Saya mengira program ini hanyalah program yang menjual produk tertentu. Namun setelah saya mempelajari dan mendalami, ternyata konsep MIKiR menginspirasi saya dalam menyusun kurikulum.
Konsep MIKiR saya bawa dalam program pengelolaan sampah, dimana anak-anak saya minta untuk mengelola sampahnya sendiri. Dengan melakukan aktivitas ini, anak-anak dapat merasakan bagaimana caranya mengelola sampah, tentunya bisa sharing dengan teman-teman atau gurunya sehingga bisa membantu menjaga lingkungan sekitar.
Tinggalkan Balasan