Kamis, 19 Maret 2020

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Kunci Keberhasilan Merdeka Belajar

Peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah, menjadi kunci penting dalam memajukan sekolah di era Merdeka Belajar. Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah yang harus memastikan semua guru mendapat dan menerapkan hasil pelatihan. Termasuk menyediakan kebutuhan pembelajaran aktif dan budaya baca, serta menciptakan keterbukaan, dan pelibatan masyarakat dalam peningkatan kualitas sekolah.

Demikian diutarakan Direktur Program PINTAR Tanoto Foundation, M Ari Widowati menyambut penerbitan Buku Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah dan Madrasah. Buku yang ditulis oleh para jurnalis nasional tersebut diterbitkan Tanoto Foundation yang bekerja sama dengan Kemendikbud dan Kemenag, Selasa (17/03/2020). Menurut Ari, isi buku ini memperlihatkan pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Kunci Perubahan Pembelajaran

Sebelumnya pada tahun 2018, Tanoto Foundation, organisasi filantropi keluarga independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, melakukan pendataan awal yang dilakukan pada 28% sampel sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR. ”Datanya hanya 32% kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan pembelajaran. Hal itu berdampak pada rendahnya implementasi pembelajaran aktif yang hanya dilaksanakan 22% guru,” kata Makinuddin Samin, Spesialis Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Tanoto Foundation.

Sekolah juga menjadi kurang mendorong dilaksanakannya budaya baca, masyarakat tidak terlibat aktif dalam program sekolah, dan kurangnya transparansi keuangan yang membuat rendahnya kepercayaan masyarakat pada sekolah.

Untuk mendukung perubahan di sekolah dan madrasah, Tanoto Foundation melatih dan mendampingi para kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan pengawas dari 440 sekolah dan madrasah. Pelatihan dan pendampingan ini mendorong penerapan kepemimpinan pembelajaran dalam bingkai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Mereka juga dilatih untuk konsisten menerapkan pembelajaran aktif dengan unsur Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi (MIKiR) dan mengembangkan program budaya baca.

Hasilnya, dari Aplikasi Pemantauan Sekolah (APS) diperoleh data 81,4% kepala sekolah dan madrasah telah menerapkan kepemimpinan pembelajaran, meningkat dari sebelumnya hanya 32%.

”Pembelajaran aktif yang sebelumnya hanya terjadi pada 22% sekolah, kini meningkat menjadi 63% sekolah telah menerapkannya. Siswa difasilitasi untuk lebih banyak melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, mempresentasikan hasil karya, serta melakukan refleksi untuk perbaikan belajar. Model pebelajaran ini yang diharapkan Mas Menteri; di mana siswa didorong lebih aktif mengalami, melakukan, mengamati, dan menemukan,” kata Makinuddin menambahkan.

Disebarkan melalui Buku

Ada 13 kepala sekolah yang diulas dalam buku terkait pengalaman melakukan perubahan pembelajaran. Seperti yang dilakukan oleh Robingah, Kepala SDN 2 Kalilumpang, Kendal, Jawa Tengah. Walaupun sekolahnya berada di pelosok perkebunan karet dan tidak memiliki perpustakaan, dia berhasil membuat para siswanya punya kebiasaan membaca. Dalam seminggu siswanya sudah terbiasa membaca 2-4 buku bacaan.

Beberapa inisiatif yang dia lakukan di antaranya melibatkan orangtua membelikan buku bacaan yang disukai anak-anaknya untuk menutupi kekurangan buku bacaan di sekolah. Pojok baca juga dibuat di masing-masing ruang kelas untuk mendekatkan buku dengan anak. Sekolah menyediakan klinik baca untuk siswa yang belum lancar membaca, sampai memastikan semua guru mendapat pelatihan pembelajaran dan budaya baca, serta mendampingi penerapannya di kelas.

“Kami juga membuat parenting literasi dimana orangtua wajib mendampingi anaknya membaca buku di rumah. Jadi antara program pendidikan di sekolah dan di rumah berjalan saling menguatkan,” kata Robingah yang berhasil menjadi kepala sekolah kedua terbaik sekabupaten Kendal atas inisiatifnya tersebut.

Sementara Gunanto, Kepala MINU Balikpapan berhasil membawa madrasahnya menjadi madrasah favorit di Kota Balikpapan. Pada penerimaan siswa baru 2019, dari kuota tiga kelas yang diterima, tiga kelas pendaftar lainnya terpaksa di tolak. Padahal dua tahun sebelumnya, semuan pendaftar pasti diterima. Itupun hanya satu kelas.

“Prioritas yang saya lakukan adalah mengelola madrasah secara transparan dan partisipatif. Terutama untuk meyakinkan guru, orangtua, dan masyarakat agar ikut terlibat menyukseskan program madrasah. Ketika kepercayaan sudah didapat, madrasah mau melakukan perubahan apapun menjadi lebih mudah. Bahkan orangtua mau ikut membantu perbaikan gedung madrasah dan menyediakan kebutuhan pembelajaran dan budaya baca di kelas,” kata Gunanto yang diganjar menjadi kepala madrasah terbaik 2019 oleh Kemenag Kota Balikpapan itu.

Perlu Disebarluaskan

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, mengapresiasi dukungan Tanoto Foundation yang melalui Program PINTAR telah melatih dan mendampingi para kepala sekolah, guru, dan komite sekolah untuk bersinergi meningkatkan kualitas pembelajaran. Dukungan ini sangat membantu pemerintah dalam mempercepat peningkatan kualitas pendidikan di tanah air.

“Saya merekomendasikan buku Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah ini menjadi referensi bagi para kepala sekolah dalam mendorong terciptanya lebih banyak guru-guru penggerak, lebih besarnya partisipasi masyarakat, dan akhirnya lebih memampukan sekolah untuk siswa belajar lebih baik,” kata Supriano, Dirjen GTK Kemendikbud dalam pengantar buku.

Buku praktik baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah ini dapat diunduh secara bebas melalui link: http://bit.ly/KepemimpinanPembelajaran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Comments

Marliati - Maret 28, 2020

Terimakasih, semoga bermanfaat

Sugeng Hastanta - Maret 31, 2020

Kalo memang buku ini bisa untuk panduan manajerial kepala sekolah, saya tertarik.saat ini banyak kasek yg sekadar cari popularitas,uang,prestasi pribadi dan mengorbankan esensi pendidikan

Fresli Lumbantobing - Maret 31, 2020

Trimakasi atas bukunya, semoga bermanfaat bagi saya

Usman umar - Maret 31, 2020

Terima kasih banyak atas buku praktik baik ini. Yakin akan sangat bermanfaat

Nursamsudin - Maret 31, 2020

Terimakasih, sangat bermanfaat

Eka Chandra Satria, M.Pd - Maret 31, 2020

Terimakasih untuk ilmu nya. Saya minta izin untuk menampilkan buku di web perpustakaan digital www.prakasita.com

Sukarmi, S.Pd - Maret 31, 2020

Kami dari SMPN 1 Kuwarasan, Kebumen ingin bergabung dalam program2 Tanoto Foundation, gimana cara mengikuti program2 Tanoto Foundation?

Siti Rofizah - Maret 31, 2020

Setuju, bermanfaat bagi kami sebagai pengelola sekolah

Paulus Pandiangan Saing - Maret 31, 2020

Bukunya Bagus untuk literatur memperkaya pemahaman para kepsek maupun calon kepsek

Paulus Pandiangan Saing - Maret 31, 2020

Jika berkenan tolong di kasi sama kita bukunya 1 ex tks

Imam - Maret 31, 2020

Terima kasih sharingnya

Qori'ah - Maret 31, 2020

Sangat membantu dalam mengelola madrasah yang lebih baik & unggul

Alpon Sirait - Maret 31, 2020

Terimakasih untuk tanotofoundation.org, teruslah berkarya utuk Bangsa dan NKRI

yuzelma - Maret 31, 2020

Buku ini penting sekali mengingat banyak kepala sekolah yang tidak pantas menjadi kepala sekolah. Saya akan lebih menyukai kepala sekolaha dalah figur pendidikan di sekolah yang bersangkutan, mengetahui lebih banyak ttg seluuk beluk pendidikan,

Muhtar - Maret 31, 2020

Salahsatu inspirasi

Endro Suseno - Maret 31, 2020

Terima kasih atas diterbitkannya buku ini, meski saya bukan Kepala Sekolah tetapi kita adalah pemimpin dari diri kita sendiri. Paling tidak dapat memberikan masukan seandainya saya menjadi Kepala Sekolah kelak.

Herman, S.Pd - Maret 31, 2020

Mantap. Terima kasih atas dukungan TF dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Mohammad Yani - Maret 31, 2020

Bagus sekali sebagai bahan referensi.

Hardianto - Maret 31, 2020

Thanks soo much..unk menanmbH cakrawala..dan inspriasi. .

Amin Hidayat - Maret 31, 2020

Terima kasih Kemdikbud, tetima kasih Tanoto, Grobogan siap duplikasi sesuai kearifan lokal

Siti Zolaekha - Maret 31, 2020

SDN Sudimara, Cilongok, Banyumas Jateng , masih dalam taraf penggalangan partisipasi / peran serta ortu dalam keterlibatan mereka di sekolah. Sementara banyak siswa yang orang tuanya bekerja di daerah lain, maka siswa banyak yang ikut neneknya, untuk melibatkan mereka masih cukup susah, masih mencari metode yang tepat demi kemajuan SDN Sudimara

R Dwi Pudji Susilo - Maret 31, 2020

Bagus..kalo beasiswa untuk guru ada Ndak?

Rinaldi, S.Ag - Maret 31, 2020

Saya memerlukan buku ini. Buktikan kepedulian Tanoto Foundation terhdp saya, sbg salah satu pendidik.

Mochammad Syafi'i, S.Pd., M.Pd - Maret 31, 2020

Buku ini sangat bermanfaat bagi saya sebagai kepala sekolah SMP. Banyak informasi dan tambahan pengalaman yang bisa saya terapkan di sekolah kami.

Asih Hidayatun - Maret 31, 2020

Saya adalah pegiat literasi dan kebetulan baru menjabat sebagai kepala sekolah di sebuah Sekolah Dasar. Saya sedang menggalakkan pembelajaran yang aktif, kreatif juga menyenangkan. Disamping itu juga sedang mulai menggerakkan budaya literasi di sekolah dan di kelas-kelas.

Aji Budi Riyanto - Maret 31, 2020

Terima kasih,

Ig kingkin teja angkasa - Maret 31, 2020

Terimakasih sudah boleh membaca kehebatan para perubah di sekolah sekolah ini. Mereka adalah perubah yg memang mampu menjalankan hasil permenungan mereka yg sangat kontekstual.

Marseno Aji - April 1, 2020

Sangat memotivasi dan menginspirasi, semoga bisa menjadikan Lebih banyak Kepala Sekolah dan Guru yang bergerak

Deni Riswanto - April 1, 2020

Terimakasih dan semoga bermanfaat bagi semua. Amin

Yelmis Fetri Levi - April 9, 2020

Era distrubsi sekarang tak tertutup kemungkinan berimbas pada lembaga pendidikan, bila pemimpin/ Kepala sekolah kurang tanggap atas kebutuhan & kurang tangkas menjawab tantangan zaman

R Dwi Pudji Susilo - Mei 16, 2020

Barokalloh.. bermanfaat sekali agar kita punya langkah kreatif atas kepemimpinan..