Hidupkan Perpustakaan Sunyi, Ciptakan Perpustakaan yang Disenangi
Apa yang kamu bayangkan ketika mendengar kata perpustakaan?
Kemungkinan besar kamu akan membayangkan ruang hening dengan deretan rak buku yang tertata rapi, tegak, dan kaku. Tak ada obrolan di dalamnya. Orang orangm terdiam membaca buku mereka masingmasing. Terkadang ruang perpustakaan tersebut juga lembap, pengap, berdebu, dan terkadang atapnya bocor.
Namun gambaran tersebut berbeda dengan suasana perpustakaan di SDN 014737 Sei Muka, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Anak-anak tertawa dengan gembira ketika membuka lembar lembar buku yang mereka baca. Bahkan ada satu buku dibaca tiga anak bersamaan dan mereka bergantian menunjuk buku bergambar yang mereka pegang.
Suasana keseruan dan keriangan anak-anak membaca buku tersebut tidak hanya terjadi di perpustakaan SDN 014737 Sei Muka, tapi juga sekolah sekolah lain yang sudah mendapatkan Pelatihan Pelita Pustaka dari Tanoto Foundation. Pelita Pustaka merupakan program Tanoto Foundation yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak dan kecintaan terhadap buku.
Tanoto Foundation mengadakan beberapa kegiatan dalam Program Pelita Pustaka seperti pelatihan pengelolaan perpustakaan kecil sekolah, renovasi perpustakaan sekolah, dan donasi buku. Kegiatan ini sudah dilakukan di lebih dari 186 sekolah yang tersebar di Riau, Sumatera Utara, dan Jambi. Tanoto Foundation juga bekerja sama dengan lembaga lain, seperti SOS Children’s Villages Indonesia untuk mereplikasi program tersebut.
Akhir Februari 2017, Tanoto Foundation mengadakan Pelatihan Training of Trainer Pelita Pustaka untuk staf SOS Children’s Villages Indonesia, sebuah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang perlindungan hak anak. Pelatihan ini diadakan di National Training Center, Lembang, Jawa Barat.
“Saya kira pelatihan Pelita Pustaka akan membosankan. Tapi setelah mengikutinya, ternyata pengelolaan perpustakaan itu sangat menyenangkan. Ketika kami mempraktikkannya kepada anak-anak, saya terkejut melihat reaksi mereka yang antusias,” kata Devi Ayu
Rizky, staf SOS Children’s Villages Indonesia. Apa yang dirasakan oleh Devi tersebut juga dirasakan ribuan guru yang sudah mengikuti Pelatihan Pelita Pustaka. Sampai hari ini sudah lebih dari 1.800 guru mengikuti Program Pelita Pustaka dan merasakan manfaatnya.
Materi-materi Pelita Pustaka adalah materi sederhana yang mudah diajarkan seperti mengatur tata letak buku, mendekorasi perpustakaan yang menarik, dan membuat pojok baca. Hal ini dirancang agar peserta mudah mengaplikasikan materi materi tersebut di sekolah mereka. Hebatnya para guru yang mengikuti program ini tidak berhenti pada diri mereka sendiri. Banyak di antara mereka yang menyebarkan ilmu yang didapat, seperti guru-guru peserta Program Pelita Pustaka di Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, Jambi. Setelah mengikuti pelatihan, para guru tersebut membagi pengalaman untuk guruguru lain, atas inisiatif mereka sendiri. Nama programnya tersebut Forum Berbagai Pengalaman dan Pengetahuan. Hasilnya, pojok baca tumbuh pesat di sekolah dasar di Jambi.
Program donasi buku juga dilakukan secara reguler oleh Tanoto Foundation. Lebih dari 32.000 buku telah didonasikan oleh Tanoto Foundation di berbagai sekolah di pedesaan daerah Riau, Sumatera Utara, dan Jambi. Salah satu donasi diberikan di daerah Pulau Padang, pulau terluar di Provinsi Riau yang berhadapan dengan Malaysia.
Donasi buku ini ternyata bisa meningkatkan minat baca siswa di Pulau Padang yang selama ini memiliki akses terbatas terhadap bahan bacaan.
“Senang sekali ada bantuan buku dari Tanoto Foundation. Sebelumnya di rumah saya hanya ada tiga buku bacaan. Sekarang banyak buku bacaan di sekolah dan bagusbagus. Tidak sabar rasanya ingin membaca semuanya,” kata Roza, siswa kelas V SDN 010 Putri Puyu, Pulau Padang, Riau.
Melihat antusiasme guru dan murid yang merasakan Program Pelita Pustaka, kita bisa menyimpan harapan bahwa minat baca masyarakat Indonesia akan tumbuh dan berkembang.
Tinggalkan Balasan