Guru Penggerak Indonesia Maju
Guru adalah kunci kesuksesan proses belajar mengajar. Semakin berkualitas seorang guru, akan memberikan dampak semakin besar terhadap keberhasilan murid.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makariim dalam pidato Hari Guru Nasional 2019 menegaskan bahwa guru mengemban tugas termulia sekaligus tersulit untuk membentuk masa depan bangsa.
“Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya , tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan. Anda frustrasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata, kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal,”
Nadiem Makarim.
Untuk meningkatkan kualitas guru, Tanoto Foundation, organisasi filantropi yang fokus di bidang pendidikan, menjalankan program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pendidikan). Salah satu komponen dalam program tersebut adalah melatih guru untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam pembelajaran di kelas.
Elemen pembelajaran yang diperkenalkan dalam program PINTAR adalah konsep MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi). Melalui cara belajar ini, guru berperan sebagai fasilitator di kelas, sehingga murid lebih aktif berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-temannya dalam mendiskusikan pelajaran.
Berikut beberapa contoh penerapan elemen pembelajaran MIKiR:
Praktik Sederhana di Kelas
Tri Heni Endang Rachma Pamiluwati, guru kelas 4 SDN 25 Pekanbaru, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau ini sungguh kreatif. Di sekolah yang merupakan mitra Tanoto Foundation ini, ia selalu mendorong murid-muridnya untuk belajar aktif.
Saat melihat kelas yang diajar oleh Tri Heni, orang mungkin akan terperangah. Bagaimana tidak, di ruang kelasnya sering ditemukan benda-benda yang terlihat aneh. Satu waktu di meja depan kelasnya tersedia beras, gula, tepung, dan timbangan. Beberapa hari kemudian di kelasnya ada ulat, berudu, dan kupu-kupu.
Tri Heni memang sering membawa alat peraga yang tidak biasa ke dalam kelasnya. Saat meminta anak didiknya membawa gula, tepung, dan timbangan misalnya, dia sedang mengajarkan materi satuan panjang dan berat dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. Pada hari yang sama dia sekaligus memperkenalkan jenis pekerjaan yang ada di pasar.
“Bersyukur saya bisa bisa mengikuti pelatihan MIKiR dari Tanoto Foundation. Metode ini membuat guru hanya bertugas mengantarkan, anak-anak yang akan mengalami dan mengobservasi sendiri. Setelah itu mereka akan menyampaikan hasil observasinya. Hasilnya bisa jadi refleksi bersama teman-temannya,”
Heni.
Mengajar bukan Ceramah
Ada perubahan pada siswa-siswi MTsN 1 Balikpapan, Kalimantan Timur. Apapun pelajarannya, mereka selalu antusias belajar di kelas. Ternyata, para guru di sekolah tersebut telah menerapkan MIKiR.
Menurut Sri Rezeki, guru MTsN 1 Balikpapan, menerapkan MIKIR memang efektif untuk membuat siswa belajar aktif. Siswa menjadi terlibat dengan pembelajaran dan menjadi sangat antusias. “Kalau pembelajaran dengan metode ceramah, siswa biasa mengantuk, sering bosan,” Sri Rejeki.
Konsekuensinya, guru harus menguasai materi dan cara penyampaian pembelajaran di kelas. Menurut Ibu Sri, pembelajaran dengan MIKIR memang membutuhkan persiapan yang lebih banyak. “Bahkan kemarin saya sampai malam mempersiapkannya,” tambahnya.
Diperkenalkan pada Perkuliahan Calon Guru
Sebagai calon guru yang akan terjun ke sekolah secara professional, mahasiswa di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mitra Tanoto Foundation diperkenalkan metode MIKiR, salah satunya di Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin, Jambi.
Dalam sebuah perkuliahan, Kiki Fatmawati sebagai pengajar untuk Pembelajaran IPA untuk MI/SD meminta para mahasiswa membawa tumbuhan yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Tugas ini dibuat secara berkelompok dengan anggota berjumlah tujuh orang.
Setelah berada di dalam kelas, mereka mengidentifikasi tanaman-tanaman yang mereka bawa apakah termasuk dikotil atau monokotil. Setelah itu mereka mendiskusikan lebih detail lagi seperti bagaimana cara perkembangbiakannya. Melalui metode MIKiR ini ternyata mahasiswa menikmati proses kuliah dan pemahaman mereka terhadap materi juga lebih baik.
“Metode MIKiR ternyata memudahkan kita untuk memahami materi, karena kita merasakannya langsung. Cara ini memudahkan guru, karena hanya bertindak sebagai fasilitator. Tapi hasilnya tetap optimal, karena murid bisa lebih mudah memahami materi,” kata Zulfitrah mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin.
Tinggalkan Balasan
Comments
Ria Sukmawati - November 25, 2019
Yully umasmiatun,S,Pd - November 25, 2019
Belajar out door emang bagus...anak2 mengenal alam...seperti di pembelajaran diPAUD dlm Saintifik...
Masnia Nasution - November 25, 2019
Ingin bergabung di Tanoto foundation..
Zaenal Abidin - November 25, 2019
Keren...
Saya dulu seperti itu, diawal2 jadi guru, seiring beban kerja dan desakan ekonomi hal-hal seperti itu ditinggalkan beralih ke media yg lebih praktis yaitu laptop dan proyektor.
Netti - November 25, 2019
IPA hrs kreatif Dan inovatif
SRI WAHYUNI - November 26, 2019
Its really nice program. I do hope i can join this program...
Evin Indarini - November 26, 2019
Apakah ada pelatihan untuk guru dan Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak?
Untuk mengajar di TK jg perlu kreatif dengan pembelajaran yg menarik untuk anak-anak. Kalau ada bagaimana caranya? Terima kasih
Susi Agustini - November 29, 2019
Bagaimana caranya agar bisa bergabung dalam pelatihan ini?
Muhammad Rizqon - Desember 1, 2019
Cara bergabung dg tanoto gimana?
Mohon bs dijelaskan persyataran dsb
Mksh
DINA HARIFAH - Desember 3, 2019
Sangat termotivasi dan terinspirasi untuk menjadi guru penggerak Indonesia maju.
Mamnuah,Spdi - Januari 23, 2020
Sangat menarik sekali
Terima kasih telah memberikan informasi ini,saya akan mencobanya sesuai dengan karakter anak didik saya dan lingkungan sekolah kami
rona elviliza - Januari 31, 2020
bagus banget...sangat bermanfaat gimana cara bergabung di tonoto foundation
TITIK SUHARTINI - Maret 5, 2020
Senang jika saya bisa bergabung
TITIK SUHARTINI - Maret 5, 2020
Seya sangat senang jika saya bisa bergabung. Amat sangat menarik adanya guru penggerak jika benar benar di aktualisasi kan agar guru guru dapat menjadi motivator bagi guru guru lain
TITIK SUHARTINI - Maret 5, 2020
Senang jika saya bisa bergabung Melalui cara belajar ini, guru berperan sebagai fasilitator di kelas, sehingga murid lebih aktif berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-temannya dalam mendiskusikan pelajaran.
Antar alhadi, S.Pd, M.Pd - Maret 20, 2020
Memang untuk merubah pembelajaran dari paradigma lama ke paradigma baru dengan konsep mikir tidak mudah, tapi setidaknya dimulai dari diri sendiri agar memberikan dampak pada yang lain.
Yunita Herawati,S.Pd. - Juli 9, 2020
Luar biasa,menjadi inspirasi
Sepertinya benar benar dapat di implementasikan di lapangan.. Sngat menarik dan inspiratif sekali tanoto foundation..