Kamis, 10 Maret 2022

Gen Z: Tantangan dan Kesempatan untuk Indonesia

Gen Z merupakan kelompok terbesar dalam demografi di Indonesia saat ini dan banyak juga yang salah paham terhadap generasi tersebut.

Terlahir di antara tahun 1997 sampai 2002, mereka pada dasarnya fasih dalam dunia teknologi dan berbakat dalam banyak bidang, akan tetapi mereka memiliki banyak kekurangan yang diperlukan oleh perusahaan-perusahaan.

27,94% populasi Indonesia adalah Gen Z. Oleh karena itu, mengintegrasikan generasi ini ke dalam tenaga kerja akan berperan penting bagi kesuksesan Indonesia di masa depan.

Menurut Kemendikbudristek, ada lima karakteristik Gen Z yang membedakan mereka dengan generasi-generasi sebelumnya.

Yang pertama adalah memiliki pemikiran global – media sosial memudahkan orang di seluruh dunia untuk terhubung dan saling bertukar informasi serta pendapat.

Berhubungan dengan poin pertama, karakteristik kedua Gen Z adalah memiliki pandangan terbuka. Generasi ini lebih terbuka untuk menerima pendapat yang berbeda karena terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia.

Ketiga, Gen Z fasih dalam teknologi. Mereka adalah generasi pertama yang besar dengan media sosial dan menggunakan teknologi sudah menjadi kebiasaan.

Karakteristik ketiga memiliki kekurangan yang juga menjadi karakteristik keempat, yaitu berkurangnya interaksi fisik dibandingkan dengan generasi sebelumnya karena mayoritas komunikasi dilakukan secara daring. Akibat dari kurangnya komunikasi secara langsung, Gen Z memerlukan pelatihan komunikasi antar sesama.

Pikiran terbuka mereka terkadang memberikan tantangan tersendiri. Hal tersebut menjadi karakteristik kelima. Ketika dihadapkan dengan tantangan, Gen Z bisa kesulitan memahami diri dan prinsip mereka.

Semua karakteristik tersebut menandakan kesempatan untuk menimba ilmu dari generasi sebelumnya agar membantu Gen Z dan negara berkembang pesat.

 

Tantangan yang Dihadapi Gen Z

Menurut laporan “Jembatan Dua Dunia Gen Z” yang dipresentasikan pada Kuliah Kerja Fest!, acara yang diselenggarakan oleh Tanoto Foundation dan Kemendikbudristek, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh Gen Z.

Ada kesenjangan dalam pengetahuan dan keterampilan praktis di otomatisasi, pemrosesan data, dan analisa numerik untuk menangani tantangan bisnis pada berbagai sektor industri. Tamatan bidang ekonomi, teknik, dan IT tak luput dari kesenjangan tersebut.

Penggunaan kecerdasan buatan dan data besar dalam sektor teknologi, keuangan, dan produksi Indonesia masih ketinggalan dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Memahami keputusan berdasarkan data adalah kuncinya, namun mahasiswa-mahasiswi Gen Z belum sepenuhnya menguasai kemampuan tersebut.

 

Mempersiapkan Gen Z Sebagai Tenaga Kerja

Meningkatkan keterampilan dan literasi digital seharusnya menjadi fokus industri, pemerintah, dan institusi pendidikan.

Menurut laporan tahun 2016 dari World Bank, Indonesia kekurangan 9 juta pekerja berketerampilan sedang dan tinggi dalam 15 tahun. Agar mengejar kekurangan tersebut, Indonesia harus menciptakan 600.000 pekerjaan digital setiap tahun.

Apabila Gen Z tidak bisa memenuhi kekurangan tersebut, pekerjaan-pekerjaan tersebut akan diberikan kepada tenaga kerja asing. Hal ini juga dipaparkan dalam riset Kemendikbudristek yang menyatakan bahwa 85% kriteria meliput keterampilan digital.

Sektor swasta juga berperan dalam menutup kesenjangan keterampilan, yaitu dengan menyediakan pelatihan dan peraturan yang mendukung pengembangan diri dan karir.

Perusahaan bisa turut mendukung Gen Z untuk menyuarakan ide dan pendapat mereka supaya membangun kemampuan berkomunikasi. Hal tersebut juga bisa memberikan efek positif terhadap perusahaan karena adanya perspektif baru.

Mempersiapkan Gen Z sebagai tenaga kerja memerlukan kolaborasi antar sektor swasta, pemerintah, dan pendidikan, yang bisa dimulai dengan forum diskusi, tempat pengembangan karier, dan bimbingan karier seperti magang dan riset.

Cari tahu lebih banyak tentang Gen Z di sini: Kuliah Kerja Fest! 2021 Report

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.