Selasa, 1 Agustus 2017

Berjuang Tanpa Pamrih untuk Pendidikan Anak Indonesia

Sukatno kecil sulit untuk mengakses pendidikan. Untuk melanjutkan ke bangku SMP, ia bahkan harus bekerja selama tiga tahun di Jakarta untuk mempersiapkan biaya. Kini Sukatno mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk memajukan pendidikan di desanya.

Hidup dalam keluarga yang kekurangan secara ekonomi membuat Sukatno merasa sulit untuk bersekolah. Gambaran tersebut kembali datang saat dirinya memutuskan untuk pindah ke Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Banyak anak tak bersekolah lantaran sulit akses dan sulit ekonomi. Karena itu, dirinya membuka tempat untuk belajar dan mengaji anak-anak di sore hari. Kegiatan tersebut rupanya mengundang perhatian tokoh masyarakat setempat, yang kemudian mengumpulkan  warga lain untuk bergotong royong mendirikan sekolah dasar secara swadaya.

Sambutan baik didapat, mereka mulai bahu-membahu hingga terwujudlah bangunan sekolah yang resmi beroperasi pada 2001. Sukatno pun menjadi salah satu pengajar untuk mata pelajaran olahraga di sekolah tersebut.

Saat itu Sukatno  dijanjikan bayaran sebesar Rp35 ribu per bulan, tetapi tak kunjung didapatnya selama empat tahun. Meskipun begitu, ia dan istri tetap bersyukur karena terkadang ada rezeki dari orangtua murid berupa beras, gula, ataupun sayuran.

Hingga kini, statusnya masih sebagai guru honorer, tetapi tak menyurutkan keinginannya untuk bisa berbuat banyak bagi pendidikan. Kini, Sukatno yang juga menjadi penjual satai sedang meneruskan pendidikan strata satu untuk jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Berbagai pelatihan pun gencar ia ikuti, mulai edukasi dari pemerintah maupun pelatihan dari Tanoto Foundation.

“Ya, kalau sepulang pelatihan, saya selalu bawa oleh-oleh untuk anak didik saya, ilmu pengetahuan,” ujar pria yang kini mengampu tujuh mata pelajaran untuk siswa kelas 5 SDN 017 Bagan Limau, Riau.

“Berkat pelatihan-pelatihan yang saya ikuti, saya lebih percaya diri dalam mengajar dan berkreasi membuat media pembelajaran yang kreatif untuk murid-murid saya,” tambahnya.

Dikutip dari tulisan yang berjudul Sukatno Gotong Royong untuk Pendidikan, Mediaindonesia.com, 22 Juli 2017. Tulisan asli bisa dibaca di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.