Alat Pengolah Limbah Hasil Inovasi Tanoto Student Research Award

Nama saya Aulia Ihza Rahman, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Ini adalah cerita saya ketika berkesempatan menciptakan alat pengolah limbah dan membuat perubahan melalui Tanoto Student Research Award (TSRA).
Pada akhir semester 5, di bulan Agustus tahun 2020 tepatnya, saya sempat gamang menghadapi masa liburan. Pasalnya, saya tidak ingin terlalu banyak bersantai selama libur kuliah. Saya khawatir hal tersebut akan membuat saya lengah untuk mengejar pencapaian di usia muda. Di sisi lain, saya tahu betul pandemi membuat pilihan aktivitas menjadi lebih terbatas.
Namun, saya tetap berusaha mencari sumber produktivitas guna mengasah keterampilan, agar tak tumpul ketika kembali berkutat dengan perkuliahan nanti. Saya tetap berusaha mencari peluang aktivitas terkait kompetisi kreatif, hitung-hitung menambah kompetensi akademis.
Hingga akhirnya saya menemukan info tentang salah satu program Tanoto Foundation bertajuk Tanoto Student Research Award (TSRA) 2020. TSRA adalah program penelitian berbentuk lomba karya ilmiah yang bertujuan memacu generasi muda Indonesia untuk terus melakukan riset dan inovasi.
Setelah mendalami mekanisme kompetisi ini, semangat dan kepercayaan diri saya begitu membuncah. Layaknya momen Eureka bagi Archimedes, saya langsung yakin ini adalah kegiatan ideal yang saya cari!
Saya mulai menghubungi teman-teman saya yakni Mudjib, Chandra, Anima, Callista, dan meyakinkan mereka untuk ikut bergabung dalam tim yang saya bentuk. Gayung pun bersambut, mereka setuju untuk bergabung dan mendapuk saya sebagai ketua tim.
Salah satu persyaratan bergabung dalam TSRA adalah memiliki seorang dosen untuk membimbing tim kami. Tak perlu waktu lama bagi saya untuk meyakinkan Pak Eka Maulana, dosen di fakultas kami, yang langsung menyetujui dan mendukung inisiatif tim kami.
Layaknya penelitian pada umumnya, riset dan inovasi kami nantinya harus dapat menyelesaikan masalah nyata. Maka, tahap pertama adalah menganalisis permasalahan yang mampu kami pecahkan.
Siapa sangka rasa kepedulian kami tergugah melalui sosial media, lebih tepatnya Twitter. Ketika itu, kami melihat salah satu tautan Twitter yang mengabarkan tentang limbah pabrik gula yang mencemari lingkungan hingga meresahkan warga di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang .
Kami tahu kami bisa berbuat sesuatu. Dari info tersebut kami tergerak membuat alat pengolahan limbah cair panas pabrik gula. Teknologi yang kami ciptakan ini dapat mengonversi limbah menjadi energi listrik dan air bersih. Alih-alih meresahkan, kami ingin limbah tersebut dapat menjadi salah satu sumber pemberdayaan warga sekitar.
Tantangan tentu saja muncul, terlebih dalam kondisi pandemi. Beberapa kali kami kesulitan mengunjungi lokasi mitra, ditambah lagi pembatasan akses laboratorium kampus. Semenjak pandemi, akses laboratorium dibatasi hanya untuk dua orang sehari.
Bersyukur saya memilih orang-orang yang tepat bagi tim penelitian ini. Tak habis akal kami mencoba berbagai metode koordinasi dan skema kerja sama. Kesulitan dan tantangan pun jadi menyenangkan karena dipikul bersama dengan tingkat ambisi yang setara.
Mulai dari membagi jadwal kerja laboratorium hingga memanfaatkan virtual meeting, kami terus bergerak maju. Hingga kami pun berhasil menciptakan alat pengolah limbah tepat waktu, sesuai dengan tujuan awal.
Tiada usaha yang mengkhianati hasil. Penelitian dan inovasi kami diganjar penghargaan ‘Best Problem Solver’ dalam TSRA. Sebuah pencapaian yang tak pernah kami duga, bermodalkan niat untuk dapat jadi berguna bagi masyarakat.
Saya dan tim ingin alat ini dapat digunakan di lapangan agar masyarakat dapat merasakan pengaruhnya untuk lingkungan.
Pengalaman berharga ini akan selalu saya ingat. Terima kasih untuk segala bentuk dukungan yang diberikan oleh Tanoto Foundation, serta pengalaman dan pembelajaran baru terkait metode penelitian melalui program Credit Earning.
Dari kompetisi Tanoto Student Research Award (TSRA) ini saya memetik banyak sekali hal yang positif dan bermanfaat. Saya harap partisipasi kami dapat menginspirasi teman-teman lainnya untuk turut mengembangkan penelitian yang berdampak positif bagi masyarakat.
—
Tanoto Foundation merupakan organisasi filantropi keluarga independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981.
Tinggalkan Balasan