TSA Unand Gelar Proyek Pojok Baca di SDN 25 Air Tawar Selatan
Artikel blog ini ditulis oleh tim TSA Universitas Andalas. Silakan ikuti akun media sosial TSA Unand di Twitter dan Instagram untuk mengetahui aktivitas mereka sehari-hari.
—
Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
Amanat Pasal 31 Ayat 1 UUD NRI 1945
Pengurus Tanoto Scholars Association (TSA) Universitas Andalas periode 2019-2020 memiliki proyek inovatif untuk turut memecahkan persoalan sosial, khususnya di bidang pendidikan. Sesuai dengan poin keempat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDG) tentang Pendidikan Berkualitas, serta satu dari tiga pilar Tanoto Foundation yakni lingkungan belajar, maka TSA Unand menyelenggarakan aktivitas TSA UNAND Goes to School: Pojok Baca. Kegiatan ini berlangsung dari Januari hingga Mei 2020.
TSA Unand menyelenggarakan aktivitas tersebut di SDN 25 Air Tawar Selatan yang terletak di daerah pinggiran Kota Padang, Sumatera Barat. Kami juga berupaya mengamalkan nilai-nilai TELADAN, salah satunya adalah empowering others.
Tujuan penyelenggaraan proyek pojok baca ini adalah untuk membangun budaya literasi atau budaya baca di kalangan murid-murid sekolah dasar. Sejak dini, kami memperkenalkan anak-anak dengan dunia literasi agar mereka senang membaca dan memiliki wawasan yang lebih luas, mengingat mereka merupakan generasi penerus bangsa, tongkat estafet negara Indonesia.
Proyek ini kami lakukan dengan mekanisme 3P+E, yaitu Perencanaan-Persiapan-Pelaksanaan-Evaluasi dan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) dan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely). Hal ini kami lakukan agar tujuan dan sasaran proyek dapat tercapai dengan baik.
Setelah kami menyurvei sejumlah SD, ternyata SDN 25 Air Tawar Selatan merupakan sekolah yang tepat untuk dijadikan sekolah binaan TSA Unand. SD tersebut memiliki keterbatasan dalam hal ide, SDM, dan fasilitas. SD tersebut hanya memiliki 8 orang tenaga pendidik dan 100 orang siswa. Para siswa memiliki motivasi yang rendah untuk membaca sehingga berdampak pada kemampuan mereka dalam memahami literatur, khususnya bahan bacaan sekolah. Hal ini dikarenakan banyak di antara mereka yang besar dari keluarga kurang mampu dan dipengaruhi pula oleh ketiadaan fasilitas penunjang berupa perpustakaan sekolah.
Kami mengawali proyek ini di akhir Januari lalu dengan melakukan sinkronisasi jadwal antara TSA UNAND dan pihak SD. Kami memutuskan untuk datang secara rutin di hari Sabtu setiap pekannya. Dimulai dari jam 9 pagi – 12 siang, terkadang kami berada di SD sampai jam 3 sore jika target pada hari itu belum selesai dikarenakan situasi dan kondisi yang ada.
Selain hari Sabtu, kami juga beberapa kali datang ke SD di luar jadwal yang ada, seperti misalnya di hari Senin karena ditunjuk oleh sekolah sebagai pembina upacara bendera untuk menyemangati adik-adik di SDN 25 Air Tawar Selatan.
Mengenai program, kami membaginya menjadi dua bentuk, yakni core project dan supporting. Core project adalah kegiatan utama berupa pembuatan pojok baca di masing-masing kelas, sistem pengelolaan buku, dan student assessment berupa “Bintang Literasi”. Pojok baca dibuat sejumlah enam buah menyesuaikan dengan enam kelas di SD itu) dengan mengambil tempat di pojok kelas yang sebelumnya kurang produktif. Dengan Bintang Literasi, kami memilih siswa paling rajin setiap bulannya di masing-masing kelas yang nantinya akan diberikan hadiah bulanan berupa peralatan sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberi motivasi anak-anak SD agar lebih banyak membaca buku.
Sedangkan supporting adalah proyek tambahan agar menciptakan proyek sosial yang lebih beragam, sehingga anak-anak lebih bersemangat dengan kehadiran kami di setiap minggunya. Kegiatan ini berbentuk membaca buku bersama, melakukan education outbound, dekorasi kelas, hingga memperingati hari-hari besar yang berkaitan dengan tujuan proyek seperti yang telah kami lakukan, yaitu Hari Bahasa Ibu Internasional.
Dalam rentang waktu dua bulan, yakni dari akhir Januari hingga awal Maret, kami berhasil meraih banyak pencapaian berupa perubahan baik di sekolah binaan. Hal tersebut kami buktikan dengan menyelesaikan lima dari enam pojok baca, peningkatan minat baca siswa yang rata-rata membaca buku sebanyak 10 kali dalam seminggu dan terpilih nya Bintang Literasi di masing-masing kelas.
Kami masih harus menyelesaikan sisa satu pojok baca yang tertunda akibat wabah pandemi Covid-19. Padahal, kami telah menargetkan untuk menyelesaikan keseluruhan pojok baca di pertengahan Maret. Namun, hal tersebut merupakan sesuatu di luar kontrol kami sehingga diputuskan untuk menyelesaikan sisa pojok baca setelah kondisi membaik.
Seperti kita ketahui, wabah Covid-19 mengakibatkan terhalangnya seluruh aktivitas keseharian dengan diliburkannya kegiatan tatap muka di seluruh instansi, tak terkecuali untuk instansi pendidikan.
Ibu Zarnita selaku Kepala Sekolah SDN 25 Air Tawar Selatan mengatakan bahwa kedatangan TSA Unand di tengah-tengah SD tersebut merupakan harapan baik bagi mereka. “Anak-anak saat ini sangat antusias untuk membaca di masing-masing pojok baca kelas mereka, bahkan ada yang sampai rebutan buku, hal tersebut sangat langka terjadi sampai proyek ini hadir di sekolah ini.” Guru-guru sekolah pun menyampaikan hal yang senada. Mereka bersyukur dan bangga kepada Tanoto Foundation karena telah mencetak anak-anak muda berkualitas yang mampu peduli dan menjadi solusi atas permasalahan yang terjadi.
Sedangkan bagi Ajeng, siswi kelas III yang menjadi Bintang Literasi bulan Februari mengatakan bahwa ia sangat senang dan bahagia semenjak ada pojok baca di kelas nya, ia bisa membaca banyak buku dengan mudah dan puas. “Pojok baca ko rancak bana (pojok baca ini mantap sekali)!” tambahnya.
Melalui proyek “TSA UNAND Goes to School: Pojok Baca”, kami para Tanoto Scholars dari TSA Unand berusaha menjadi agent of change bagi komunitas sekitar. Hal ini sudah merupakan tanggung jawab mulia kami sebagai representasi dari Tanoto Foundation untuk menyebarkan semangat kebaikan dan sebagai wujud implementasi nilai-nilai TELADAN di lingkungan sekitar kami.
Pun demikian, kami menyadari terdapat banyak kekurangan yang ada khususnya dari minimnya SDM TSA UNAND yang hanya berjumlah 12 orang. Namun hal tersebut bukan menjadi halangan untuk terus berjuang. Kami percaya, selama menjunjung nilai-nilai rukun, kompak, dan kerja sama yang baik, maka tujuan bersama akan berhasil tercapai. TSA UNAND berharap agar TF selalu mendukung kami dan wabah Covid-19 lekas menghilang agar kami dapat melihat kembali senyum hangat anak-anak SDN 25 Air Tawar Selatan. Kami juga akan terus berinovasi dan melakukan yang terbaik, seperti yang sedang kami gagasan saat ini adalah untuk mewujudkan “Desa SDGs” di daerah kampus Unand.
“TSA UNAND? Rancak Bana!”
Tinggalkan Balasan