TSA Unand Berbagi: Mengantar Buah Manis Pandemi Hingga ke Pulau Kasam
“Pandemi tidak selamanya diasosiakan dengan keadaan pahit, sesungguhnya terdapat buah manis berupa kepedulian terhadap sesama”
Covid-19 yang ditetapkan sebagai pandemi sejak 11 Maret 2020 lalu (WHO, 2020), telah memengaruhi kondisi global dan perubahan tatanan sosial baik dari aspek kesehatan, ekonomi, bahkan sains dan teknologi tak terkecuali di Indonesia. Ledakan eksponensial dengan angka kasus infeksi Covid-19 di Indonesia semakin tinggi, yakni hingga artikel ini ditulis tercatat mencapai 113.134 orang. Adanya pandemi menciptakan kelesuan ekonomi nasional yang merupakan hubungan kausalitas akibat hilangnya produktivitas masyarakat, khususnya yang paling terdampak adalah masyarakat pekerja informal (penghasilan harian). Berdasarkan fakta yang ada, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tumbuh terbatas pada 2,97%, padahal Kementrian Keuangan menargetkan perekenomian Indonesia untuk kuartal I 2020 dapat mencapai 4,5% hingga 4,6%.
Fenomena ini mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan primernya, bahkan sesederhana untuk makan sehari-hari. Walaupun pemerintah telah bergerak melalui bantuan sosialnya (bansos), namun kenyataan di lapangan mengungkapkan bahwa masih banyak yang belum tersentuh oleh bantuan tersebut. Melihat kenyataan pahit ini, bersama gerakan #AwakPeduli di Kota Batam, TSA Unand memutuskan untuk ikut berkolaborasi dalam rangka menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Gerakan ini diinisiasi oleh 9 mahasiswa/I yang berdomisili di Kota Batam. Tujuan adanya gerakan sosial ini adalah untuk menggalang donasi yang nantinya akan diwujudkan dalam bentuk sembako dan masker sebagai kebutuhan preventif penanganan Covid-19. Adapun target sasaran kami adalah masyarakat yang ekonominya benar-benar terdampak akibat Covid-19 di Kota Batam.
Gerakan #AwakPeduli memanfaatkan media sosial sebagai penyebaran informasi, khususnya Instagram. Media Instagram dipilih karena mampu meraih publik dengan cukup mudah, mengingat media sosial yang satu ini tengah trend di kalangan millennial. Donasi dibuka pada 21 April 2020 dengan menyebarkan poster di media sosial pribadi. Mengingat waktu pengumpulan yang terbatas menjelang bulan Ramadhan dan isu Kota Batam yang pada saat itu akan menerapkan PSBB, kami menargetkan hanya mengumpulkan donasi selama 3 hari (21-23 April 2020). Dengan waktu yang terbatas tersebut, penyebaran informasi dilakukan secara masif hingga menghubungi secara personal kerabat dan kolega yang ada.
Gerakan ini juga mengajak beberapa organisasi, seperti salah satunya adalah organisasi kedaerahan IPMB (Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Batam) – Sumatera Barat. Informasi disebar ke platform media sosial yang berkorelasi langsung dengan Tanoto Foundation, seperti group chat TSA Unand, TELADAN 2019, dan TSA universitas lainnya. Melalui akun Instagram resminya, Tanoto Foundation turut pula menyuarakan poster gerakan ini sehingga informasi tersebar lebih luas. Bahkan, informasi gerakan ini terdengar hingga instansi petahanan dan keaman negara, yaitu Polairud (Polisi Air dan Udara) Polda Kepri yang pada akhirnya membantu kami mendistribusikan donasi hingga ke Pulau Kasam, yaitu salah satu distrik kecamatan terpisah secara geografis di Kota Batam.
Hingga di hari terakhir pengumpulan donasi (23 April 2020) masih banyak uluran tangan yang berdatangan dan mengisi rekening donasi, meski kami menyatakan bahwa donasi telah ditutup. Melihat antusiasme publik yang luar biasa, donasi diperpanjang selama dua hari hingga 25 April 2020. Hal ini menyebabkan Gerakan #AwakPeduli hadir kembali di gelombang kedua, menghimpun donasi dan mewujudkannya kedalam bentuk sembako dan kebutuhan lainnya. Pada akhirnya dalam kurun waktu 5 hari, total nominal donasi yang terkumpul adalah sebanyak Rp4.705.000,00 dengan tambahan 20 bungkus nasi dari salah satu donatur. Donasi tersebut kami wujudkan kedalam bentuk 32 paket sembako yang sangat komplit (bernilai 2x lipat daripada sembako biasa), 50 paket nasi + air mineral, dan 50 pcs masker.
Adapun donasi kami bagikan baik di Kota Batam (urban area) hingga ke Pulau Kasam (suburban area) dengan menghimpun informasi terhadap target donasi yang benar-benar membutuhkan sehingga donasi diharapkan tepat sasaran. Paket sembako dibagikan kepada setiap keluarga yang belum mendapatkan bansos dari pemerintah, juga selama pandemi tidak memiliki penghasilan yang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, paket nasi dibagikan kepada tukang ojek, penjual keliling, pedagang kaki lima, dan pekerja informal lainnya. Sedangkan untuk masker dibagikan secara merata, khususnya pengamen dan anak jalanan yang tidak mengenakan masker.
Khusus paket sembako lebih dikhususkan kepada masyarakat di Pulau Kasam yang memang mengalami kemiskinan struktural akibat adanya isolasi geografis dan kultur masyarakat sebagai nelayan harian. Dalam pendistribusian donasi ke Pulau Kasam, kami dibantu oleh Polairud Polda Kepri dengan menggunakan fasilitas boat yang ada. Saat berada di Pulau Kasam, kami sempat berdialog dengan masyarakat lokal dan mereka mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap berbagai pihak yang telah peduli. Polairud Polda Kepri juga mengapresiasi gerakan ini dan mengatakan bangga atas aksi kepedulian yang solutif, apalagi menjelang bulan suci Ramadhan yang pastinya kebutuhan pokok sangatlah krusial.
Gerakan #AwakPeduli yang berkolaborasi dengan TSA Unand dan organisasi lainnya merasa terharu dan tidak menyangka bahwa aksi donasi yang bersifat insidental ini menuai antusiasme publik yang sangat baik, bahkan hingga ke pihak-pihak besar seperti Tanoto Foundation dan Polairud Polda Kepri. Tidak pernah terbersit dalam niat kami untuk mengukur minimal donasi yang akan terkumpul. Orientasi kami adalah murni untuk membantu masyarakat dan kami menilai bahwa semua ini bukanlah tentang nominalnya, lebih dari itu ini adalah aksi atas nama kemanusiaan. Dari sini kami juga membuktikan bahwa together is achievable. Melalui aksi ini pula, kami mewujudkan SDGs tujuan nomor 17, “Partnership for Goals” dan mengimplementasikan salah satu dari 9 TELADAN Charactersitics, yaitu care for others. Pandemi tidak selamanya diasosiakan dengan keadaan pahit, sesungguhnya terdapat buah manis berupa kepedulian terhadap sesama. Niat baik dan ikhlas akan selalu diiringi dengan hasil yang baik pula.
Wildan Masyiyan Chaniago
Tanoto Scholars Association Univ. Andalas
Tinggalkan Balasan