Tetap Produktif di Tengah Pandemi Covid-19, TSA UB Gelar Pelatihan Moderator Secara Daring
“Menggunakan waktu adalah memanfaatkannya sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya. Menghamburkan waktu adalah menyia-nyiakannya tanpa rencana dan sembarangan.” -Bruce Lee
Kutipan tersebut merupakan secuil gambaran mengenai betapa berharganya waktu jika dimanfaatkan dengan baik. Namun dalam keadaan serba terbatas akibat kebijakan physical distancing semenjak adanya wabah Covid-19 ini, sangat sulit untuk menjadi tetap produktif. Pelarangan segala bentuk aktivitas di lingkungan kampus, bahkan kegiatan belajar mengajar, membuat beberapa organisasi terpaksa menunda atau bahkan membatalkan salah satu event mereka.
Meskipun demikian, Tanoto Scholars Association Universitas Brawijaya atau biasa dikenal dengan TSA UB, memiliki caranya sendiri untuk tetap produktif di saat keadaan terbatas akibat physical distancing ini. Hal tersebut dilakukan dengan menggelar Pelatihan Moderator kepada anggota TSA UB. Pelatihan Moderator ini diadakan sehubungan dengan program kerja TSA UB “Class Online Changemaker” yakni web seminar yang akan dilaksanakan dalam 5 sesi pada bulan Mei hingga Juni.
Adanya keterbatasan yang tidak memungkinkan adanya tatap muka secara langsung, maka pelatihan dilakukan secara daring melalui group Whatsapp dan Zoom. Pemateri pada pelatihan moderator kali ini adalah Kak Reza yang berasal dari Sekolah Pejuang. Sekolah Pejuang merupakan platform yang sering mengadakan seminar berbasis daring. Pelatihan moderator sesi pertama dilakukan di group Whatsapp pada tanggal 11 April 2020. Materi pertama yang disampaikan Kak Reza ialah materi mengenai “Pertanyaan Pemantik dan Knowledge Dalam Menjadi Seorang Moderator”. Kak Reza juga menuturkan bahwa, ” Dalam seminar, tidak hanya narasumber yang wajib mempersiapkan diri, moderator pun juga harus mempersiapkan diri.”. Setelah pemberian materi, Kak Reza kemudian mempersilahkan partisipan pelatihan untuk mencoba membuat pertanyaan pemantik jika narasumbernya adalah B.J. Habibie ataupun Nadiem Makarim.
Materi kedua disampaikan pada hari yang sama melalui group Whatsapp oleh Kak Reza. Materi kedua tersebut membahas mengenai “Role Tugas Dalam Webinar Via Zoom App”. Pada materi ini, Kak Reza menuturkan bahwa terdapat beberapa perbedaan yang signifikan antara seminar offline dan online. Secara sederhananya, role tugas pada seminat online dibagi menjadi tiga, yakni Moderator, Operator dan Field Assistant. Pada materi ini, partisipan pelatihan dipersilahkan untuk membaca materi mengenai pengenalan web seminar dan fitur-fiturnya.
Sebagai lanjutan dari pelatihan moderator sesi 1, TSA UB kembali menggelar pelatihan moderator sesi 2 pada tanggal 23 April 2020. Pada sesi kedua ini, pelatihan dilakukan tetap secara daring melalui aplikasi zoom sebagai bentuk penerapan ilmu yang telah diperoleh partisipan pada sesi pertama. Pelatihan dimulai pada pukul 16.30, dengan pokok bahasan memperkenalkan secara langsung fitur-fitur yang nantinya akan digunakan oleh moderator dalam sebuah web seminar. Misalnya mengenai perbedaan tampilan aplikasi Zoom di ponsel dan laptop, cara membisukan audiens dan bagaimana memilih urutan audiens yang ingin mengajukan pertanyaan. Pelatihan pada sesi 2 ini berlangsung kurang lebih selama 50 menit dan berakhir pukul 17.20.
Meskipun pelatihan moderator telah berakhir, bukan berarti kegiatan ini telah berhenti sampai disini. Karena nantinya ilmu dan pengelaman yang dieproleh oleh partisipan akan diterapkan dalam menjadi moderator program kerja TSA yang akan datang. Dan lebih dari itu, harapannya ilmu mengenai public speaking dan influencing audiens juga dapat diterapkan di kehidupan partisipan, meskipun bukan pada lingkup TSA UB.
Dalam melakukan kontribusi dan bakti bagi bangsa Indonesia, tidak perlu suatu hal yang besar dan dilakukan dengan orang yang banyak. Namun dengan hal kecil saja jika dilakukan terus-menerus akan memiliki dampak yang besar. Kami dari scholars TSA UB berharap, setiap kontribusi kecil yang kami berikan dengan tulus ini terus berdampak besar bagi kemajuan bangsa Indonesia. (Lilis NF)
Tinggalkan Balasan