Pojok Baca untuk MTs Negeri Batu
Dewasa ini, budaya baca tidak lagi menjadi trend dikalangan anak remaja. Budaya baca mulai menjadi budaya langka yang sulit kita temukan pada aktivitas anak sekolahan. Kesenjangan ini muncul karena perpustakaan sekolah tidak lagi menjadi center untuk memupuk budaya baca, namun justru dijadikan tempat untuk ngadem atau sekedar menghabiskan waktu untuk mengobrol bersama teman sebaya. Inilah yang menjadi dasar bagi Tanoto Foundation untuk menghadirkan program pojok baca di sekolah. Pojok baca hadir untuk meningkatan motivasi siswa untuk membaca di lingkungan sekolah.
Budaya membaca yang juga mulai berkurang di sekolahnya juga turut mendorong Lili Rahmayani, Guru MTs. Negeri Batu, untuk menggalakkan budaya membaca di lingkungan sekolahnya. Beruntungnya, Tanoto Foundation melakukan pendampingan terhadap guru-guru di sekolah tersebut. Tanoto Foundation melalui berbagai pendampinagn untuk melakukan praktik pembelajaran baik mendorong Ibu Lili untuk membuat pojok bacanya sendiri
Tanoto foundation berperan sebagai falisator bagi guru dalam mengembangkan pojok baca. Dengan adanya kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam praktik pembelajaran baik. guru-guru pun lebih termotivasi untuk mengembangkan pojok baca.
Berkat pendampingan yang dia dapatkan dari Tanoto Foundation,Ibu Lili bersama 32 anak didiknya membuat pojok bacanya sendiri di ruang kelas. Pojok baca yang ada di kelas Ibu Lili merupakan hasil kerja bersama yang dirancang sesuai selera mereka. Pojjok baca yang diciptakan sendiri itu membuat anak-anak lebih menghargai buku-buku yang ada di pojok baca tersebut. Anak-anak ini pun menjadi antusias untuk membaca koleksi buku yang ada di dalam kelasnya itu.
Pojok baca di kelas saya (VII-4) dibuat sejak 2 bulan lalu. Pojok baca ini merupakan hasil kerja guru dan siswa. Anak-anak sangat antusias karena mereka dapat mengisi waktu luang dengan membaca berbagai buku yang menarik, dan dengan demikian menambah wawasan mereka tentang berbagai hal
Siswa kelas VII-4 kini sudah lebih bebas mengambil waktu untuk membaca. Mereka sangat antusias dalam membaca berbagai buku yang ada di pojok bacanya. Budaya baca kembali tumbuh dalam ruang belajar mereka. Selain itu, Bu Lili sebagai guru juga terbantu karena kini anak-anak bisa menemukan berbagai ilmu baru yang ada didalam buku. Mereka langsung saja meraih koleksi buk yang ada untuk menemukan hal yang belum mereka ketahui sebelumnya.
Dengan adanya pojok baca ini, siswa menjadi lebih mudah dalam mengambil kesempatan untuk membaca dan memilki waktu yang lebih lama untuk membaca
Saya sebagai guru sangat terbantu dengan adanya pojok baca itu, khusunya saya sebagai guru IPA karena hamper sebagian koleksi buku di kelas saya adalah buku SAINS. Ketika anak-anak mengalami kesulitan dalam mempelajari IPA, mereka memnfaatkan berbagai buku SAINS yang ada di pojok baca.
Pojok baca merupakan media yang sangat efektif untuk meningkatkan budaya baca di sekolah Ibu Lili. Kini, anak-anak memilki waktu yang lebih panjang dan bebas untuk membaca. Keberadaan pojok baca yang dirancang sesuai dengan keinginan mereka menambah semarak untuk menghargai setiap buku yang ada di pojok bacanya. Tidak perlu langkah besar untuk melakukan perubahan besar. Cukup lakukan langkah sederhana dan konsisten untuk melakukan perubahan yang berkelanjutan. Tanoto Foundation percaya dengan menggali potensi individu secara optimal, kita mampu melakukan perubahan yang berkelanjutan.
Tinggalkan Balasan