blog,

Covid19

Jumat, 17 April 2020

Kurangi Beban Petugas Medis Lewat Misi Kemanusiaan

Pada hari Senin (13/4), Tanoto Foundation mengirim tim berisi tiga orang ke Shanghai, Tiongkok, untuk menjemput barang bantuan APD dan membawanya ke Indonesia dengan pesawat carter Boeing 777-300ER dari Garuda Indonesia. Sari Rezki Antika, yang melakukan perjalananan ini bersama Fembiarta Binar Putra dan Yosea Kurnianto, menuliskan pengalamannya.

Tulisan ini disalin dari blog Sari Rezki Antika yang bisa diakses di sini.

Baca juga tulisan Yosea Kurnianto yang telah dimuat di sini.

Sore itu, Rabu, tanggal 8 April 2020 telepon saya berdering. Ternyata Pak Agung Laksamana, Corporate Affairs Director APRIL. Beliau menelpon untuk menawari saya sebuah misi kemanusiaan, menjemput Alat Pelindung Diri (APD) langsung ke Shanghai, Tiongkok bersama tim Tanoto Foundation dan RGE, bang Fembiarta dan bang Yosea.

Tanoto Foundation bukan nama baru di telinga saya, saat kuliah dulu, saya di-support oleh yayasan ini hingga lulus. Saya pun tanpa pikir panjang langsung menyanggupi untuk berangkat pada esok hari, Kamis 9 April 2020 ke Jakarta. Saat hampir semua orang ketakutan, menarik diri, dan menghindari kemungkinan terpapar Covid-19. Saya enggan menyerah dari penyakit itu, yang bisa jadi diturunkan Tuhan untuk menguji nilai-nilai kemanusiaan kita.

Saat itu saya berada di Pangkalan Kerinci, Riau, lokasi operasi PT RAPP tempat saya bekerja dan belajar empat tahun belakangan. Lalu, saya mempersiapkan kebutuhan pribadi untuk dibawa pada misi ini. Tidak terlalu banyak. Saya langsung mengabari keluarga, sempat ada kekhawatiran. Tapi saya berusaha meyakinkan bahwa ini penting dan saya akan selalu waspada saat perjalanan nanti. Mereka pun mendukung misi saya. Kakak saya berkata “Semoga ini menjadi amal jariyah kamu”.

Sampai di Jakarta, kami diberikan semangat, motivasi dan keyakinan untuk misi kemanusiaan ini, salah satunya oleh Pak Anderson Tanoto, Direktur RGE. Hal itu yang menambah keyakinan saya dan tim untuk menjemput APD yang dibutuhkan oleh pahlawan kesehatan kita saat ini.

Saat saya posting perjalanan ini di media sosial, saya mendapatkan banyak dukungan yang luar biasa dari teman-teman. Hal itu menambah semangat dan energi saya untuk melakukan misi kemanusiaan ini.

Senin, 13 April 2020 dinihari WIB, kami terbang dengan pesawat Garuda Indonesia Boeing 777 – 300 ER yang dicarter oleh Tanoto Foundation. Kami juga terbang bersama 8 relawan dari Garuda Indonesia, 4 pilot, dan sekitar 4 pramugara dari Bandara Internasional Soekarno Hatta. Yap, saya adalah satu-satunya perempuan dalam misi kemanusiaan ini. Bukti bahwa, perempuan juga bisa ikut dalam misi kemanusiaan seperti ini.

Perjalanan sekitar enam jam ditempuh. Sekitar pukul 6 pagi waktu setempat, kami mendarat di Bandara Internasional Pudong, Shanghai, Tiongkok. Kemudian kami semua langsung memakai pakaian APD lengkap guna untuk keselamatan diri. Mulai dari baju APD, sarung tangan, masker dan kacamata pelindung.

Tim relawan mulai memasukkan bantuan total bantuan seberat 30 ton ke dalam pesawat satu per satu. Untuk diketahui, tim relawan dari Garuda Indonesia adalah karyawan maskapai tersebut yang rela menyisihkan tenaga dan waktu mereka untuk bantuan APD ini. Mereka mulai mengisi barang bantuan mulai dari kabin hingga kursi penumpang. Saya menyadari, menggunakan APD saat bekerja seperti itu adalah tantangan yang cukup sulit. Selain panas, mereka sesekali meminta kepada saya apakah masih ada sarung tangan karet, karena punya mereka sudah robek. Saat itu terbayang oleh saya jika para petugas medis ini pasti sangat kesulitan memakainya. Salut dengan mereka.

Tak sampai empat jam, barang bantuan selesai disusun di dalam pesawat. Mereka menggunakan jaring agar bantuan APD ini tidak bergerak dan tetap berada pada posisinya serta tidak rusak. Setelah itu, kami pun menanggalkan pakaian APD ini dan mengumpulkannya ke dalam plastik untuk dibuang. Tim relawan totalitas dalam bekerja, termasuk kru Garuda Indonesia, mereka juga total dalam memimpin penerbangan ini dan memastikan tim kami dan semua relawan mendapatkan pelayanan yang layak selama penerbangan. Semoga terus diberikan kesehatan dan keberkahan.

Perjalanan ke Jakarta pun langsung dimulai. Di tengah perjalanan, para tim relawan terlihat sangat lelah. Bagaimana tidak, mereka kurang tidur, kemudian langsung mengangkut bantuan APD seberat 30 ton yang terdiri dari  1 juta masker, 1 juta sarung tangan, 100ribu alat pelindung diri, dan 3 ribu kacamata pelindung. Sungguh pekerjaan yang tidak mudah.

 

Mendarat kembali di Indonesia sekitar pukul 16.30 WIB. Seusai mendarat, kami pun melakukan berbagai tes kesehatan, termasuk test cepat atau rapid test COVID-19 melalui pengambilan darah. Kami bersyukur semuanya negatif!

Para manajemen Tanoto Foundation dan GrupRGE pun telah menunggu untuk menjemput kami setelah memastikan barang bantuan sudah dikelola dengan baik dan disalurkan ke BNPB yang nantikan didistribusikan ke petugas medis kita.

Keesokan harinya, saya kembali ke Pangkalan Kerinci, tidak lupa saya karantina mandiri selama 14 hari. Saat perjalanan pulang, saya berpikir:

Lihat juga: Video rangkuman perjalanan misi kemanusiaan Tanoto Foundation

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Tanoto Foundation (@tanotoeducation) on

Kalau saja saya memilih untuk rebahan sehari, saya tidak akan membuat perubahan akan stok APD yang jumlahnya tinggal tak seberapa.
Apa lagi yang saya punya, sebagai manusia kalau bukan rasa kemanusiaan, kepedulian, dan membantu sesama.
Pengalaman yang sangat luar biasa, walau terselip sedikit getirnya, tapi support dukungan tim dan teman-teman terkasih semua, jadi energi yang luar biasa.
Semoga Tuhan mampukan kita melewati ini semua.

Stay safe teman-teman terkasihku! Yuk apresiasi mereka dengan menjalankan pola hidup sehat!

Berikut video singkat perjalanan saya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

AUTHOR

Tanoto Foundation