#TanotoEducation,

#TanotoFoundation,

#TanotoScholars,

#TSAIPB,

#TSAUI,

blog

Senin, 4 Desember 2017

[#EndPoverty] Diskusi Bersama World Bank Indonesia

Tahukah kamu bahwa 17 Oktober merupakan Peringatan Hari Pemberantasan Kemiskinan Sedunia? Peringatan Hari Pemberantasan Kemiskinan Sedunia ini telah dikukuhkan oleh PBB sejak tahun 1992. Tepat, 17 Oktober 2017, World Bank Indonesia mengundang Tanoto Scholars dari TSA UI dan TSA IPB untuk berdiskusi seputar isu kemiskinan.

 

 

World Bank Indonesia memberikan kesempatan kepada TSA UI dan TSA IPB untuk menceritakan tentang langkah yang dijalankan, sebagaimana langkah tersebut dapat dikatakan sebagai usaha dalam menghadapi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan. Juga, World Bank Indonesia pada kesempatan ini, turut berbagi pengetahuan, sekaligus memperkenalkan Aplikasi SNaPA.

 

World Bank Indonesia

 

 

SNaPA – Aplikasi untuk mengumpulkan data di daerah tertentu. SNaPA menganalisis data-data yang terhimpun di pemerintah daerah. SNaPA membantu pemerintah daerah dalam hal pembuatan kebijakan untuk ke depannya. Namun, untuk saat ini SNaPA baru bekerja sama dengan Pemkab Bogor dan DKI Jakarta.

World Bank tidak mencari profit. World Bank dalam usahanya menuntaskan kemiskinan memiliki program berupa; penyediaan beragam produk keuangan dan bantuan teknis, berbagi dan menerapkan pengetahuan, serta memberi solusi inovatif untuk tantangan yang sedang dihadapi suatu negara. Prioritas utama dan visi misi World Bank adalah untuk mengakhiri kemiskinan dan peningkatan kemakmuran, juga membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berinvestasi untuk manusia, melalui akses terhadap perawatan kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi.

 

TSA UI

 

 

Batik Day dan Rumah Baca adalah community development program yang dipaparkan oleh TSA UI. Bagi TSA UI, pengenalan dan pelatihan membatik diharapkan dapat menjadi bekal bagi anak-anak untuk berwirausaha. Begitu pula dengan Rumah Baca, TSA UI telah membantu merenovasi perpustakaan SDN 14 Srengseng Sawah. Keterbatasan tidak boleh menghambat kesempatan anak-anak untuk mendapat fasilitas pendidikan yang baik.

Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks, setiap negara menghadapinya. Kemiskinan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Maka dari itu, upaya pemberantasan kemiskinan di Indonesia perlu ditingkatkan lagi. Beban ini tidak hanya dipikul oleh pihak pemerintahan saja, melainkan secara sadar dipikul oleh seluruh masyarakatnya. Program nasional dan program daerah pun tidak bisa disamakan. Program nasional yang dilakukan oleh pemerintah pusat hanya menanggulangi masalah secara general saja, sedangkan pihak pemerintah daerah sudah pasti lebih mengetahui permasalahan regionalnya dan lebih mengerti mengenai program-program yang dibutuhkann daerahnya – Nadia Izzati, TSA UI

 

TSA IPB

 

https://www.instagram.com/p/BaV9O4Xn7he/?taken-by=ahmadyazidlatif

 

Bina Desa dilakukan untuk meningkatkan motivasi anak-anak Kampung Kahuripan untuk melanjutkan pendidikan pasca sekolah dasar. Awalnya di tahun 2011, partisipan Bina Desa hanya berkisar lebih dari 10 anak saja, namun sekarang telah diikuti oleh lebih dari 30 anak. Anak-anak pun lebih terbuka pada hal baru. Kehadiran Bina Desa diharapkan dapat membantu anak-anak tetap mendapatkan pendidikan di tengah keterbatasan mereka.

Angka  kemiskinan di Indonesia masih harus ditekan lagi, seperti setelah krisis moneter dulu. Upaya dalam mengentaskan kemiskinan, yang perlu diperhatikan bukan hanya mereka yang berada dibawah garis kemiskinan tetapi juga mereka yang tepat berada di garis kemiskinan dan sedikit di atas garis kemiskinan karna mereka sangat rentan untuk bergeser ke bawah garis kemiskinan – Ahmad Yazid Latif, TSA IPB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

AUTHOR

Digital Team