#Dontgiveupwithoutanyfight,

#TSAIPB,

blog,

MenjadiTeladan

Senin, 15 April 2019

CERITA DARI TANAH PORSEA: PENDIDIKAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP

Kemiskinan itu kejam! Ia tidak hanya membatasi daya-beli seseorang tetapi juga mengerdilkan angan-angan dan mimpi tentang apa saja yang bisa diubah dalam kehidupan ini. Kemiskinan adalah momok terbesar dalam derap langkah kehidupan bagi mereka yang berkubang dalam lautan keterbatasan. Banyak yang lebih memilih untuk menarik mundur langkah yang sekiranya terlalu besar untuk diperjuangkan, kemudian berpaling untuk mengukung cita dan asa dalam ketidakberdayaan. Benar, memang tidak semua orang yang mengalami keterbatasan finansial memilih untuk menyerah, tapi perlu diperhatikan bahwa jumlahnya sangat terbatas, mengingat tidak semua orang juga mampu menyadari keistimewaannya. Beruntungnya, Pesta Indra Sigalingging, Tanoto Scholars 2018 mampu menyadari potensi dalam dirinya dan memiliki daya juang untuk merengkuh masa depannya. Dia membawa cerita lama tentang deru perjuangan yang dibalut haru baru, yang tentunya sangat menginsipirasi.

Pesta, begitu panggilan akrabnya, merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Pesta merupakan garis keturunan pertama ayahnya yang mampu menamatkan sekolahnya hingga jenjang universitas. Dia pula yang kemudian membawa reformasi pendidikan untuk keenam adiknya. Kini keluarga Sigalingging dari tanah Porsea memiliki 1 orang anak yang akan mendapat gelar sarjana dan adik-adiknya yang lain akan dibimbing supaya bisa mengikuti jejaknya. Perubahan dalam keluarga Sigalinging ini patut diacungi jempol, mengingat awalnya Bapak Galingging tidak cukup percaya diri untuk mendaftarkan anaknya ke Universitas.

“Sebagai lulusan SD yang bekerja serabutan, ayah saya tidak pernah bermimpi untuk menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi”

Bapak Galingging tidak memiliki pendidikan yang cukup tinggi, sehingga dia tidak cukup berani untuk bermimpi besar. Bapak Galingging takut bermimpi padahal sampai saat ini bermimpi masih gratis. Ketakutan Bapak dari tujuh anak ini bukan tanpa alasanan, dia dan keluarga hidup dalam keterbatasan finansial yang cukup membebani beliau saat itu.. Alih-alih menyekolahkan anak hingga ke bangku kuliah, untuk menjaga stabilitas perekonomian keluarga pun harus dibantu oleh, Pesta. Bapak Galingging, petani yang mengarap lahan orang lain dengan sistem sewa, merasa belum pantas dan cakap finansialnya untuk mendukung pendidikan putranya ke Universitas, bahkan tidak jarang Pesta harus ikut banting tulang dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga harian.

Pada saat SMA, setelah pulang sekolah saya bekerja sebagai kuli bangunan untuk membantu perekonomian keluarga. Bahkan ketika teman saya bimbingan masuk PTN, saya memilih bekerja sebagai kuli bangunan karena tidak punya biaya. Setelah pulang bekerja, saya membahas soal PTN karena saya bercita-cita menjadi seorang guru/dosen dan akhirnya saya dinyatakan lulus di Universitas Negeri Medan jurusan Pendidikan Fisika 2010.

Pesta mengilhami kata orang bijak dulu, dimana ada kemauan di situ ada jalan. Dia membawa cerita lama dengan rasa yang baru bahkan sangat menginspirasi bagi mereka yang sedang memperjuangkan mimpinya. Pesta berhasil membuktikan bahwa hidup ditengah keterbatasan finansial BUKAN alasan untuk takut bermimpi. Keterbatasan justru menjadi “palu Tuhan” yang mampu menempa mental untuk giat, kreatif, pantang menyerah, tahan banting, serta mengajarkan untuk selalu bersyukur dalam segala cuaca kehidupan. Selalu ada cara, jika kita mau berusaha kata ini terpatri jelas melalui pola perilaku Pesta pada masa perjuangannya itu. Segala kerja keras dan keringat Pesta terbayar lunas dengan terdaftarnya dia sebagai mahasiswa Pendidikan Fisika 2010 di Universitas Negeri Medan.

Selama mahasiswa sarjana, untuk hidup sehari-hari saya sempat bekerja sebagai petugas kebersihan harian di salah satu pasar di kota Medan dan juga mengajar les/privat. Berkat perjuangan dan komitmen saya Tuhan memberikan saya banyak berkat diantaranya, saya dipercaya sebagai asisten laboratorium Fisika (2012 – 2014), juara 1 olimpiade Fisika tingkat Universitas 2012, dan menjadi lulusan fisika terbaik 2014.

Ketika sudah berhasil menduduki bangku kuliah, perjuangan Pesta tidak serta merta langsung berhenti pada titik itu. Keputusaan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, memaksa Pesta untuk bekerja dan berkorban lebih besar lagi. Beruntungnya, semesta mengamini deras kegigihan dan Pesta untuk menjaga stabilitas keuangan pribadinya sebagai seorang mahasiswa di kota Medan. Semesta memudahkan langkah perjuanganya dengan diterimanya dia sebagai asisten laboratorium selama dua tahun. Kemudian Pada tahun 2014, doa dan keringat Pesta terbayar lunas dengan menjadi lulusan terbaik Pendidikan Fisika 2014. Lagi, sekali lagi, Pesta membutikan bahwa keterbatasan bukan menjadi halangan untuk berkarya lewat prestasi.
Saat ini saya sedang menempuh pendidikan tingkat Magister Prodi pendidikan Fisika di Institut Teknologi Bandung. Keahlian yang akan saya tekuni adalah fisika bumi dan sistem kompleks.

Pesta yang dulunya dicambuk untuk dapat menyelesaikan pendidikan Strata-1nya, kini sedang melanjutkan pendidikan Strata-2 di Institut Teknologi Bandung ( ITB ). Namun kali ini, dia tidak lagi perlu dirisaukan dengan pembayaran uang kuliah dan biaya hidup karena Tanoto Foundation telah memenuhi segala urusan pembayaran. Pesta mendapat dukungan penuh dari Tanoto Foundation dalam rangka peningkatan kualitas hidupnya melalui pendidikan. Tanoto Foundation memastikan akan menjadi merangkul perjuangan Pesta agar dapat meraih mimpinya.

Tanoto Foundation melalui belbagai program beasiswanya selalu mendukung penuh generasi bangsa yang memiliki daya juang untuk mengejar mimpinya. Beasiswa Tanoto Foundation dipersiapkan untuk generasi bangsa dari jenjang paud hingga pasca sarjana. Tanoto Foundation selalu berusaha penuh menjadi saluran berkat dan memastikan bahwa tidak ada lagi mimpi yang terlalu besar apabila kita berusaha. Pesta dan Tanoto Foundation percaya bahwa peningkatan kualitas hidup dapat dilakukan melalui pendidikan. Rantai kemiskinan dapat terputus karena adanya pendidikan. Ayo dong jangan takut lagi bermimpi besar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

AUTHOR

Hotmian Simalango