Peluncuran Buku Putih Pemetaan Kebutuhan SDM (Bidang Keahlian) dan Pusat Keunggulan Untuk Indonesia Emas 2045
Jakarta, Indonesia – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), melakukan peluncuran Buku Putih Pemetaan Kebutuhan SDM (Bidang Keahlian) dan Pusat Keunggulan Untuk Indonesia Emas 2045.
Buku Putih ini merupakan hasil kolaborasi antara KemenPPN/Bappenas dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta melibatkan mitra pembangunan Tanoto Foundation dan DFAT melalui program KONEKSI (Kolaborasi Pengetahuan dan Inovasi Australia Indonesia). Secara substansi, Buku Putih menyajikan analisis mendalam mengenai kebutuhan keahlian untuk mencapai output-output strategis, tetapi juga menyoroti pentingnya pembentukan pusat keunggulan.
Pada kegiatan peluncuran ini turut dihadiri oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek); Kementerian Agama; Kementerian Perindustrian; Kementerian Ketenagakerjaan; Badan Riset dan Inovasi Nasional; Mitra Pembangunan; Asosiasi Industri; Media/Pers; Akademisi; Penyedia Beasiswa; Perwakilan Perguruan Tinggi; dan Perwakilan scholars.
Pada kesempatan tersebut, Amich Alhumami menekankan perlunya upaya pemerataan akses pendidikan tinggi berkualitas dan pengembangan STEAM. “Pemerataan akses perlu didorong dengan penguatan kualitas infrastruktur perguruan tinggi, pengelolaan sumber daya pendidikan tinggi, dan perbaikan kualitas tata kelolanya. Selain itu, dalam hal pengembangan STEAM dapat diwujudkan dengan pengembangan pembelajaran dan penguatan program studi”, ungkapnya.
Pada kesempatan ini juga turut dihadiri oleh Beni Bandanajaya (Kemendiktisaintek), Riska Puspita Sari (Kemenag), dan Wawan Dhewanto (ITB) sebagai penanggap. Ketiganya berpandangan mengenai pentingnya regulasi operasional yang diperlukan untuk memastikan implementasi kebijakan dan strategi pada setiap tahapan pembangunan pendidikan tinggi serta mekanisme pengawasan dan pendanaan yang transparan, efektif, dan berkelanjutan untuk mendukung implementasi kebijakan secara optimal. Pada kesempatan terpisah, Wawan Dhewanto turut menekankan pentingnya memastikan pelaksanaan proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dapat selaras dengan prioritas dan tujuan pembangunan nasional.
Pada sesi diskusi turut dilakukan penyampaian informasi oleh Dimas Suryo Sudarso, Farida Ayu Brilyanti, dan Aruminingsih. Ketiganya memberikan penekanan keterkaitan Buku Putih sebagai bentuk penjabaran Undang-Undang No. 59 Tahun 2024 tentang RPJPN 2025–2045, Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2025-2029, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2024 Tentang Desain Besar Manajemen Talenta Nasional. Dimas Suryo Sudarso menekankan pentingnya Buku Putih menjadi rujukan para penyedia beasiswa untuk mendorong penciptaan SDM yang berkualitas. “Semua pihak dapat saling bersinergi, informasi pada Buku Putih dapat mendorong penciptaan ekosistem yang kuat berbasis pada SDM yang memiliki keahlian spesifik”, ungkapnya.
Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, juga mengeluarkan studi Pengembangan Soft Skill untuk Tenaga Kerja Industri Prioritas Nasional untuk mempertajam Buku Putih Pemetaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Bidang Keahlian) serta Pusat Keunggulan untuk Indonesia Emas 2045. Studi ini memberikan analisis mendalam tentang pentingnya soft skills dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan revolusi industri 4.0.
Studi ini juga memberikan pemetaan kebutuhan soft skills di industri-industri prioritas nasional dan menawarkan solusi strategis melalui program-program pengembangan yang dapat mendukung transformasi SDM Indonesia.
Sejak 2019, Tanoto Foundation melalui program beasiswa Kepemimpinan, TELADAN bekerjasama dengan universitas mitra di Indonesia, berfokus pada pengembangan soft skills, dengan berbasis riset.
“Hasil studi kami menunjukkan bahwa kompetensi soft skills mahasiswa/i perlu dikembangkan secara terstruktur sesuai dengan kebutuhan industri Indonesia, sehingga mampu meningkatkan potensi yang mereka miliki untuk kesiapan kerja, siap latih, dan siap berkontribusi,” jelas Head of Leadership Development & Scholarship Tanoto Foundation, Michael Susanto.
Michael berharap hasil studi “Pengembangan Soft Skills Tenaga Kerja Industri Prioritas Nasional Indonesia” dapat dipadankan dengan kebutuhan industri dan praktik di pendidikan tinggi di Indonesia guna membantu tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
Pada sesi penutupan, Andri N.R. Mardiah, memberikan kesimpulan bahwa peran perguruan tinggi menjadi salah satu yang terpenting. “Pengembangan SDM unggul melalui pendidikan tinggi yang berkualitas merupakan salah satu fondasi utama untuk menghadapi tantangan global, seperti revolusi industri 4.0, digitalisasi, dan inovasi teknologi”, ucapnya. Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menghasilkan lulusan siap kerja, tetapi juga menjadi pusat inovasi, riset, dan kolaborasi yang mendukung industrialisasi serta pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat nasional dan internasional.
Tentang Buku Putih
Buku Putih Pemetaan Kebutuhan SDM (Bidang Keahlian) dan Pusat Keunggulan Untuk Indonesia Emas 2045 merupakan dokumen yang berisi pemetaan kebutuhan SDM (keahlian) lingkup bidang ilmu STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) serta upaya pembentukan dan pengembangan Pusat Keunggulan di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia untuk mendukung 10 Industri prioritas nasional. Adapun industri prioritas tersebut meliputi: Industri Pangan; Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan; Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka; Industri Alat Transportasi; Industri Elektronika dan Telematika/ICT; Industri Pembangkit Energi; Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri; Industri Hulu Agro; Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara.
Tentang Tanoto Foundation
Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981 atas keyakinan bahwa setiap individu harus memiliki kesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh. Program-program Tanoto Foundation dirancang berdasarkan filosofi bahwa pendidikan berkualitas mempercepat kesetaraan peluang.
Tanoto Foundation mengembangkan potensi individu dan memperbaiki taraf hidup melalui pendidikan berkualitas dari usia dini sampai usia berkarya. Tiga pilar komitmen Tanoto Foundation adalah memperbaiki lingkungan belajar, mengembangkan pemimpin masa depan, dan memfasilitasi riset medis.
Tentang Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT)
DFAT adalah departemen pemerintah federal Australia yang bertanggung jawab atas kebijakan dan hubungan luar negeri, bantuan internasional, layanan konsuler, serta perdagangan dan investasi (termasuk promosi perdagangan dan investasi).
Tentang KONEKSI
KONEKSI adalah inisiatif kolaboratif di sektor pengetahuan dan inovasi yang mendukung kemitraan antara organisasi Australia dan Indonesia untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan. Didukung oleh Pemerintah Australia dan Indonesia, Program ini mempromosikan kemitraan pengetahuan yang adil dan memanfaatkan pengetahuan lokal untuk mengatasi tantangan sosial-ekonomi. KONEKSI bertindak sebagai kendaraan untuk solusi multidisiplin dengan melibatkan beragam pemangku kepentingan dari akademisi, pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta.
Kontak:
Biro Hubungan Masyarakat, Kearsipan, dan Tata Usaha Pimpinan-
Diaz (0896-5314-8766)
Tinggalkan Balasan