Selalu SIGAP #4: Mitos dan Fakta Soal Kehamilan
Setiap orang punya pandangan tersendiri mengenai kehamilan. Meski dilontarkan dengan maksud baik, nasihat-nasihat tentang kehamilan kadang bertolak belakang atau bahkan bisa jadi keliru sama sekali.
Terlebih bagi calon orang tua, mencoba memilah mana yang fakta dan mana yang kabar burung bisa menambah rasa stres.
Dalam episode keempat Selalu SIGAP, pembawa acara Jill Van Diest berbincang dengan Dr. dr. Lucy Widasari, M. Si dari Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) tentang bagaimana mengidentifikasi mitos dan bagaimana mendapatkan informasi yang benar.
Episode ini membahas:
a. Mitos-mitos yang kerap muncul selama kehamilan
b. Fakta yang harus diketahui
c. Cara memperoleh informasi yang akurat
Desas-desus Seputar Kehamilan
Ibu hamil tak jarang mendapati orang-orang di sekelilingnya jadi ahli kesehatan dadakan yang gemar memberi tips soal kehamilan. Walau tindakan mereka didasari niat baik, tips-tips tersebut kadang justru malah membuat bingung atau bahkan tidak berdasarkan fakta.
Dr. dr. Lucy menyatakan ada banyak sekali mitos mengenai kehamilan yang ia temui dalam sejumlah penelitian yang ia lakukan tentang ibu hamil.
Mitos-mitos ini berkisar dari makanan dan minuman yang tak boleh dikonsumsi sampai tidak boleh mewarnai rambut selagi hamil.
Contoh mitos yang umumnya beredar yaitu ibu hamil dilarang memakan kepiting, cumi, nanas, atau timun. Mengonsumsi kepitingkonon akan menyebabkan si anak mempunyai 11 jari. Nanas diyakini bisa mengakibatkan keguguran atau kelahiran dini. Air dingin pun dituding menjadi penyebab membesarnya kepala bayi.
“Karena saya [bekerja] di bidang gizi, ada banyak mitos tentang itu, misalnya bahwa kelahiran harus ditolong dukun atau tokoh-tokoh masyarakat setempat,” kata Dr. dr. Lucy.
Fakta Sesungguhnya
Demi masa kehamilan yang sehat, dibutuhkan pola konsumsi yang beragam dan berimbang agar ibu dan janin mendapat asupan gizi yang cukup.
Mengenai mitos nanas, Dr. dr. Lucy berkata bahwa mengonsumsi buah tersebut dalam masa kehamilan sama sekali tidak dilarang, asal sang ibu membarenginya dengan makanan bergizi lainnya.
Hal lain yang sering menjadi kekhawatiran adalah kopi. Namun, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa kadar tinggi kafein ternyata berkaitan dengan masalah dalam masa kehamilan. Menurut saran Dr. dr. Lucy, ibu hamil sebaiknya cukup mengonsumsi satu cangkir kopi atau sekitar 100 miligram per hari.|
“Kafein itu efeknya adalah diuretikum, artinya dia menyebabkan seseorang lebih sering buang air kecil dari biasanya. Kemudian ia juga stimulan, yang bisa menyebabkan detak jantung lebih cepat, serta menghambat penyerapan beberapa vitamin dan mineral, antara lain zat besi. Sehingga sebaiknya ibu hamil membatasi konsumsi kopi. Jika memungkinkan, tidak [minum kopi] sama sekali,” ujarnya.
Bahan pangan lainnya dalam daftar mitos adalah mie instan, yang diyakini sebagian orang dapat membahayakan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Menurut Dr. dr. Lucy, sampai saat ini belum ada rekomendasi resmi mengenai konsumsi mie instan, namun ia menyarankan ibu hamil agar membatasi konsumsinya terkait dengan kadar sodium yang tinggi.
Walau sejumlah merek mie instan telah memiliki vitamin dan mineral tambahan sesuai rekomendasi World Health Organization, produk ini tetap saja mengandung pengawet, perasa, dan pewarna.
“Jika seorang ibu [hamil] memang ingin mengonsumsi mie instan, upayakan bumbu yang dikonsumsi setengah saja atau buat sendiri bumbunya. Kedua, tambahkan daging, ayam, sayur-sayuran, dan semua harus dimasak matang,” tambah Dr. dr. Lucy.
Selain itu, yang harus dijauhi ibu hamil adalah makanan mentah atau setengah matang seperti sushi dan salad. Mengonsumsi ikan mentah dapat membuat sang janin terpapar bakteria seperti salmonella dan listeria yang bisa menimbulkan infeksi dan bahaya lebih jauh. Walau ikan atau boga bahari merupakan sumber protein yang baik, di dalamnya juga bisa terdapat merkuri yang beracun.
Begitu pula dengan sayuran. Walaupun sumber vitamin dan mineral, ibu hamil harus waspada karena sayuran segar atau mentah memiliki kemungkinan terkontaminasi bakteria.
“Sayur-sayuran harus dicuci bersih dan dimasak matang,” ujar Dr. dr. Lucy. “Dari hasil penelitian, sayur-sayuran yang dimasak matang itu kadar vitamin C-nya hanya berkurang sekitar lima sampai 15 persen. Jadi tidak masalah ketimbang mengonsumsi [sayuran] mentah.”
Mitos berikutnya adalah ibu hamil dilarang melakukan perawatan rambut di salon. Terkait hal ini, Dr. dr. Lucy berkata bahwa belum ada hasil penelitian yang menyatakan bahwa mewarnai rambut bisa membahayakan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
“Tapi jika memang seseorang khawatir dan yakin kalau mewarnai rambut akan membahayakan bayi, sebaiknya memang tidak dilakukan,” ujarnya.
Menyaring Informasi
Dengan begitu banyaknya informasi yang ada di sekeliling kita, ada kalanya sulit untuk mengetahui mana yang bisa diyakini sebagai fakta.
Menurut Dr. dr. Lucy, sebuah keluarga wajib untuk bisa memilih dan memilah berbagai informasi yang beredar. Untuk menyaring informasi, pilihlah sumber berita dari media yang memiliki reputasi dan terpercaya serta kumpulkan informasi yang memang berdasar pada ilmu medis.
Selain itu, ibu hamil akan sangat terbantu dengan adanya support system dari keluarga serta kehadiran dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang dapat memberikan informasi yang tepat.
Dr. dr. Lucy juga menekankan pentingnya pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan yang sama, sehingga dokter atau bidan yang merawat seorang ibu hamil dapat mengetahui riwayat yang dialami selama masa kehamilan. Bila ada kekhawatiran atau pertanyaan, dokter tersebut dapat memberikan informasi yang relevan.
“Jangan segan untuk bertanya dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan,” tutup Dr. dr. Lucy.
Cari tahu lebih lanjut https://bit.ly/MitosdanFaktaSoalKehamilan
Dengarkan di Spotify!
Tinggalkan Balasan