Jadi TELADAN #5: Bagaimana Menjadi Produktif dan Kreatif Dalam Society 5.0?

Teknologi telah menjadikan hidup kita lebih mudah dalam banyak hal. Teknologi juga berdampak besar terhadap berbagai macam proses industri yang pada akhirnya memaksa seluruh umat manusiauntuk terus beradaptasi.
Pada tahun 2016 pemerintah Jepang memperkenalkan konsep masyarakat 5.0, yaitu masyarakat yang sangat cerdas. Di mana berbagai masalah dapat diselesaikan dengan bantuan teknologi, namun tetap berpusat pada manusia. Di episode kelima Jadi TELADAN, pembawa acara Ricky Abraham bersama Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi KOMPAS.com, dan Anastasia Satriyo, Psikolog Klinis Anak sekaligus Aktivis Kesehatan Mental, membahas apa saja yang perlu dipersiapkan oleh generasi muda di era Society 5.0.
Hal-hal menarik yang dibahas dalam episode ini antara lain:
a. Peran teknologi di dalam kehidupan manusia
b. Bagaimana cara menjadi sukses di era Society 5.0
c. Tips menjadi produktif dan kreatif selama era Society 5.0
Teknologi bukan lagi hal yang asing untuk masyarakat Indonesia, mengingat sebanyak 202,6 juta orang atau sekitar 73,7 persen dari total populasi telah terhubung dengan internet. Namun, pemanfaatan teknologi tingkat lanjut (advanced technology), seperti Artificial Intelligence (AI), masih tersekat oleh batas geografis. Sebagaimana ditegaskan oleh Wisnu,“Mereka yang tinggal di kota-kota tier-2 atau pedesaan hanya menggunakan teknologi canggih saat dibutuhkan,”
Mempersiapkan Diri Menyambut Society 5.0
Memasuki era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity) Wisnu dan Anastasia berpendapat bahwa untuk mengoptimalkan pertumbuhan society 5.0 di Indonesia, dibutuhkan anak-anak muda yang semakin adaptif, kreatif dan inovatif.
Kabar baiknya, Anastasia melihat bahwa generasi muda saat ini cukup adaptif terhadap perkembangan teknologi.“Mereka dengan senang hati menggunakan teknologi karena membuat hidup mereka lebih mudah,” ungkapnya.
Di sisi lain, ia melihat bahwa generasi muda saat ini masih membutuhkan kemampuan menganalisa data atau verifikasi informasi dengan bijak. Seperti yang telah dibahas pada episode kedua Jadi TELADAN, meski generasi muda sekarang dinilai sebagai digital natives, mereka masih rawan terpengaruh oleh hoaks atau misinformasi.
Seiring dengan VUCA era yang penuh dengan ketidakpastian dan ambiguitas, kedua pembicara juga menyampaikan bahwa generasi muda perlu semakin kreatif dan inovatif untuk mampu bertahan dalam era Society 5.0.
Dalam konteks kesempatan kerja, misalnya, Wisnu menuturkan profesi yang membutuhkan kemampuan manusia, seperti kemampuan kreatif atau berpikir analisa akan sangat dibutuhkan di masa depan. Karena kreativitas dan analisis bukanlah kemampuan yang bisa digantikan oleh proses komputasi.
Oleh karena itu, penting bagi anak muda sebagai calon pemimpin masa depan untuk mengasah kreativitasnya untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Kreativitas tidak bisa dipaksakan, tapi bisa dilatih,” pungkas Anastasia.
Get to know more http://bit.ly/JadiProduktifDanKreatif
Dengarkan di Spotify!
Tinggalkan Balasan