Pentingnya Data Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting
Untuk bisa menjalankan program dengan efektif, efisien, dan memberi dampak secara berkelanjutan, Tanoto Foundation, organisasi filantropi keluarga independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, selalu bekerja berdasarkan pada data. Dalam upaya membantu pemerintah menangani stunting, hal pertama yang dilakukan Tanoto Foundation adalah mencari data akurat mengenai stunting agar bisa menentukan strategi yang tepat dalam menjalankan program.
Data mengenai status gizi balita saat ini tersedia di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten, berdasakan Riset Kesehatan Dasar 2018 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Untuk melengkapi data tersebut, Tanoto Foundation bekerja sama dengan SMERU Research Institute menyusun peta status gizi Indonesia yang menyediakan informasi terkait status gizi balita hingga tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
Pemetaan status gizi akan dilakukan di tujuh kabupaten yang termasuk dalam 514 kabupaten prioritas nasional penangangan stunting, yakni Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur), Rokan Hulu (Riau), Lombok Utara dan Lombok Barat (NTB), Pandeglang (Banten), Pasaman Barat (Sumatra Barat), dan Garut (Jawa Barat). Hasil temuan dari pemetaan status gizi tersebut akan digunakan untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan strategi komunikasi perubahan perilaku untuk pencegahan stunting.
Dalam upaya yang sama, Tanoto Foundation memberikan grant kepada Alive & Thrive, sebuah inisiatif global yang fokus pada perbaikan kesehatan masyarakat melalui perbaikan gizi ibu hamil, menyusui, dan makanan pendamping ASI. Kerja sama ini bertujuan membantu pemerintah melalui studi “Eksplorasi Praktik Nutrisi Ibu, Bayi, dan Anak & Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia” yang dilakukan pada tahun 2019 untuk menemukan rekomendasi praktis terkait dengan komunikasi untuk perubahan perilaku tentang pemberian makanan bagi bayi dan anak.
Studi yang dilaksanakan di enam kabupaten di Indonesia yang berada di Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sumatra Barat, dan Jawa Barat ini, memberi rekomendasi kepada Pemerintah dalam menyusun strategi komunikasi untuk perubahan sosial dan perilaku terkait menyusui, pemberian makanan pendamping ASI, nutrisi ibu dan pengembangan anak usia dini.
“Kami selalu bekerja berdasarkan pada tiga prinsip, yaitu fokus pada dampak, berbasis pada data, dan kemitraan. Dalam membantu upaya pemerintah mempercepat pencegahan stunting, kami bermitra dengan SMERU Institute dan Alive & Thrive untuk melakukan studi dasar untuk mengambil langkah yang tepat dalam mengurangi beban akibat stunting, dan memastikan anak-anak Indonesia dapat menjalani hidup yang sehat dan produktif. Studi ini juga membawa kami menemukan cara yang lebih efektif dan efisien dalam menjalankan program sehingga menghasilkan dampak yang lebih luas,”
CEO Global Tanoto Foundation, J. Satrijo Tanudjojo.
Melalui inisiatif-inisiatif tersebut, Tanoto Foundation berkomitmen membantu pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting menjadi di bawah 20% pada 2024.
Tinggalkan Balasan