Senin, 10 Februari 2020

Pengaruh Gizi dan Stimulasi dalam Upaya Pengurangan Stunting

Opini Prof. dr. H. Fasli Jalal Ph.D*

*Prof. dr. H. Fasli Jalal Ph.D., adalah Rektor dari Universitas YARSI. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala BKKBN (2013-2015), Wakil Menteri Pendidikan Nasional Indonesia (2010-2011), Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (2007-2010), dan sebelumnya sebagai Kepala Biro di Bappenas.

 

Perkembangan otak manusia dimulai sejak awal pembuahan dan terus berkembang sampai lahir dan hampir sempurna pada usia dewasa muda.

Sebelum lahir, otak memproduksi sel saraf (neuron) sejak alur saraf dibentuk pada minggu ke-3 dan berkembang cepat seiring usia kehamilan. Selama dalam kandungan, rata-rata pertumbuhan sel otak sekitar 250.000 per menit sehingga pada saat lahir sudah terbentuk 100 milyar sel saraf. Antara satu sel saraf dengan sel-sel saraf lainnya dihubungkan oleh sinaps dan setelah lahir pembentukan sinaps ini berjalan sangat cepat dan pada puncak pembuatannya maka dalam satu detik bisa terbentuk 2 juta sinaps.

Mengenal Stunting

Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi kronik serta karena terjadinya infeksi yang berulang terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, di Indonesia terdapat 30,8 persen anak mengalami stunting, itu berarti 3 dari setiap 10 anak Indonesia mengalami stunting. Kalau tidak diintervensi dengan kecukupan gizi yang memadai dan stimulasi yang beragam serta efektif, maka anak stunting akan kehilangan masa depannya karena pertumbuhan otaknya terganggu yang berdampak pada kecerdasan, pertumbuhan fisiknya tertinggal yang berdampak pada rendahnya produktivitas dan daya tahan terhadap penyakit, serta pada usia dewasa akan lebih rentan untuk diserang oleh penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, dan penyakit kencing manis.

Perhatian untuk pencegahan stunting harus sudah dimulai sejak dari kecukupan gizi remaja dan calon pengantin, pola makan ibu semasa kehamilan, memastikan bayi baru lahir mendapat susu jolong pada 1 jam pertama sesudah kelahiran dan hanya memberikan ASI secara ekslusif selama 6 bulan serta memberikan makanan pendamping ASI yg sesuai sampai umur dua tahun, sambil meneruskan pemberian ASI, dan dilanjutkan dengan memberikan gizi seimbang pada umur berikutnya.

Baca selengkapnya dalam artikel berjudul Pengaruh Gizi dan Stimulasi di Usia Dini Pada Kecerdasan Anak yang terbit di halaman Kompas.com

Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi keluarga independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.