Belinda Tanoto: Pembangunan Inklusif adalah Peluang, Bukan Hambatan
Tanoto Foundation memulai kegiatannya pada 1981 ketika Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto membangun taman kanak-kanak dan sekolah dasar di Besitang, Sumatera Utara. Selama lebih dari tiga dekade, yayasan ini mendedikasikan diri dalam mendukung upaya penanggulangan kemiskinan, bahkan untuk anggota masyarakat yang paling kekurangan, melalui program-program Pendidikan, Pemberdayaan, dan Peningkatan Kualitas Hidup.
Belinda Tanoto, salah satu anggota Dewan Pembina Tanoto Foundation, baru-baru ini berkesempatan menjelaskan filosofi Tanoto Foundation dalam mendukung pembangunan inklusif di masyarakat. Belinda mengungkapkan hal tersebut ketika menjadi salah satu panelis dalam acara Perspectives, sebuah program diskusi panel stasiun televisi Channel NewsAsia. Pengambilan gambar untuk acara tersebut dilakukan secara langsung di depan penonton di Singapore Management University (SMU).
#CNAPerspectives panel: Prof Lily Kong @sgSMU, @BelindaTanoto @tanotoeducation, Chia Yong Yong, SPD + Melissa Kwee @NVPCsg @ChannelNewsAsia pic.twitter.com/l0CaM0w7JI
— CNA Perspectives (@CNAPerspectives) April 15, 2017
Dalam diskusi panel tersebut menghadirkan Rektor Singapore Management University dan Profesor Lee Kong Chian dari bidang Ilmu-ilmu Sosial Lily Kong, Nominasi Anggota Parlemen & Presiden Masyarakat untuk Penyandang Difabel Chia Yong Yong, dan Direktur Utama Pusat Sukarelawan & Filantropi Nasional Melissa Kwee. Diskusi ini dimoderatori oleh jurnalis senior Sharon Tong.
Mengusung tema ‘Membangun Masyarakat yang Lebih Inklusif’, Belinda Tanoto menguraikan tentang bagaimana akses terhadap pendidikan dasar yang berkualitas akan membangun kemampuan penguasaan anak dalam ilmu dasar seperti matematika, ilmu pengetahuan, dan membaca. Belinda juga menjabarkan bahwa kegiatan kemitraan dengan pemangku kepentingan, seperti masyarakat setempat, pemerintah, dan LSM dalam membuat solusi holistik terpadu adalah penting untuk membentuk kondisi pembangunan inklusif. Strategi ini memberi hasil yang saling menguntungkan, baik bagi perusahaan maupun bagi masyarakat.
Diskusi tersebut merupakan partisipasi kedua Belinda Tanoto sebagai panelis dalam program Perspectives. Sebelumnya, pada 2015 Belinda juga tampil di program tersebut dan mengadvokasi pentingnya pendekatan kolaboratif di antara berbagai pemangku kepentingan untuk memerangi ketidaksetaraan di Asia secara lebih baik.
Dalam sebuah wawancara dengan National University of Singapore, Belinda Tanoto baru-baru ini mengungkapkan bahwa ketika ia dan saudara-saudaranya masih anak-anak, ayah dan ibu mereka Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto, membawanya ke panti asuhan untuk berbagi mainan dengan anak-anak. Dari kegiatan tersebut, para Tanoto muda ini dapat belajar bahwa semakin banyak yang seseorang miliki, maka semakin banyak pula ia perlu untuk berbagi.
Tinggalkan Balasan