blog,

tanotoscholars,

teladan

Jumat, 23 Juni 2017

Penanaman Seribu Pohon Bakau oleh TSA Medan

Tanoto Scholars Association Medan ( TSA Medan) yang didukung oleh Tanoto Foundation, kembali melakukan bina desa untuk ketiga kalinya di Desa Bagan Kuala Kampung Kito, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara ( 10/06). Berbeda dengan agenda bina desa seperti biasanya, bina desa kali ini diisi dengan menanam seribu pohon bakau. Mengingat hutan bakau memiliki peranan dan manfaat yang penting baik langsung maupun tidak bagi lingkungan sekitar khususnya bagi penduduk pesisir. Beberapa peran dan manfaat hutan bakau diantaranya, mencegah instrusi air laut, mencegah erosi dan abrasi pantai, sebagai pencegah dan penyaring alami, berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir, serta sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa.

Para scholars TSA Medan yang bersemangat menanam bibit pohon bakau

Namun hutan bakau kini tidak luput dari permasalahan lingkungan, akibat pengelolaan yang buruk, ekosistem hutan bakau di pesisir pantai terancam punah sehingga akan mempercepat proses abrasi pantai, hingga garis pantai akan lebih cepat bergeser ke arah daratan. Berusaha mengurangi permasalahan tersebut, TSA Medan melakukan penanaman seribu pohon bakau di Desa Bagan Kuala yang terletak di kawasan pesisir pantai.

Awalnya para scholars mengalami kendala dalam pengambilan bibit pohon bakau dari kawasan Percut, kerena lokasi tersebut berada cukup jauh dari kota dan jalannya yang sedikit rusak dan berlumpur, sehingga diperlukan waktu yang cukup lama. Hal ini menyebabkan scholars tiba lebih lama di Desa Bagan Kuala yakni pada malam hari. Para scholars juga harus berbuka puasa di perjalanan. Sesampainya di Bagan Kuala, sebagaian para scholars melakukan pengecekan lokasi penanaman pohon bakau, kemudian melakukan evaluasi serta rapat mengenai sistematika penanaman pohon bakau.

https://www.instagram.com/p/BVPQA9tgheb/?taken-by=tsamedan

Waktu yang bagus untuk menanam pohon bakau adalah dipagi hari, sehingga sekitar pukul 07.00 WIB para scholars bergerak ke lokasi penanaman pohon bakau yaitu dipinggir pantai (11/06). Agar pohon bakau tumbuh dengan baik, harus ditanam di tanah berlumpur di sekitar bibir pantai. Kedalaman lumpur sekitar 30 cm, yakni setinggi betis orang dewasa. Para scholars pun harus masuk kedalam lumpur untuk menanamnya. Bukannya merasa kesulitan, malah memberikan keseruan bagi para scholars meskipun berlumpur dan harus kotor-kotoran,  ditambah lagi banyak warga serta anak-anak Desa Bagan Kuala yang turut membantu para scholars untuk menanamnya. Pun para warga dan anak-anak sangat antusias dan semangat untuk menanam pohon bakau. Sehingga tidak ada keletihan yang berarti selama menanam pohon bakau, melainkan keceriaan dan keseruan yang dirasakan oleh para scholars dan warga setempat serta anak-anak Desa Bagan Kuala.

Foto Bareng Kepala Desa Bagan Kuala dan T-Scholars Medan

Karena kerja sama yang baik, semangat dan keinginan yang kuat akan menanam pohon bakau, akhirnya bibit pohon bakau berhasil ditanam disekitar bibir pantai Bagan kuala. Para scholars mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan dan bermanfaat bagi sekitar dan ekosistem lingkungan. Diharapkan agar pohon bakau tersebut tumbuh dengan baik dan memberikan manfaat bagi ekosistem pantai. Ditambah lagi pohon tersebut ditanam dengan ketulusan dan penuh harapan yang baik dari para scholars maupun warga Desa Bagan Kuala. Para scholars berharap agar kegiatan ini dapat memberikan kesadaran bagi warga Desa Bagan Kuala untuk merawat dan menjaga ekosistem pohon bakau. Kedepannya, para scholars TSA Medan akan kembali lagi ke Desa Bagan Kuala untuk melakukan bina desa dengan agenda yang berbeda yang juga dapat memberikan manfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

AUTHOR

Digital Team